RADARSEMARANG.COM, Semarang – Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang dilaksanakan dengan khidmat di Area Tugu Muda dan Halaman Museum Mandala Bhakti Semarang, Jumat (14/10/202) malam.
Ketua UKM Tater Pitulas Untag Semarang, Agus Eko Setiawan atau yang akrab disapa Momon menjelaskan, teatrikal pertempuran Lima Hari Semarang melibatkan 75 aktor dengan iringan sembilan orang paduan suara.
Pertempuran ini sebagai fragmentasi dari bagian Pertempuran Lima Hari Semarang. “Penampilan ini menunjukkan bagaimana kronologinya, hingga bagaimana pecahnya pertempuran,” ujarnya.
Diakuinya, pihaknya diberikan waktu dari tanggal 4 Oktober 2022 untuk mempersiapkan. Sehingga persiapannya mulai dari 5 Oktober 2022. “Menurut riwayatnya, kita sudah ke-13 kali ini. Setiap tahunnya kita diberi amanah untuk menampilkan teatrikal ini,” katanya.
Selain itu, teatrikal ini juga dimainkan oleh berbagai kalangan masyarakat di Semarang. Teatrikal ini merupakan renungan dari bentuk Pertempuran Lima Hari Semarang yang divisualisasikan. “Ini kolaborasi Ada 44 dari siswa SMK 17, ada dari pekerja, dari MA juga ada. Sehingga semua orang bisa merasakan,” ujarnya.
Diceritakan, Pertempuran Lima Hari di Semarang dimulai dari kaburnya tawanan Jepang. Kemudian sumber air daerah Mungkal diracun. “Lalu kematian Dr Kariadi, dan pembakaran-pembakaran wilayah warga oleh Jepang, sehingga memicu warga Semarang dari berbagai kalangan untuk melakukan perlawanan terhadap Jepang karena mengacau daerah tersebut,” tuturnya. (fgr/bas)