RADARSEMARANG.COM, Semarang – Wilayah Semarang bagian timur menjadi sasaran Satpol PP Kota Semarang untuk menertibkan anjal (anak jalanan) dan PGOT (pengemis, gelandangan, dan orang terlantar), serta para pemberi uang ataupun barang Senin malam (3/10) kemarin. Hal ini untuk menegakkan peraturan daerah (Perda) nomor 5 tahun 2016.
Yustisi kali ini menyasar Pedurungan Kidul. Ada dua anjal, satu pengemis, dan badut yang dibawa oleh petugas gabungan. Mereka tertangkap tangan ketika meminta-minta. Mereka pun langsung digelandang ke kantor kelurahan setempat.
“Sampai siang kemarin, kami belum menemukan pemberi uang atau barang kepada PGOT dan anjal di jalanan. Yustisi ini adalah tindak lanjut untuk membersihkan PGOT dan anjal dari Semarang,” kata Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto Senin (3/10).
Diakuinya, sosialisasi sudah dilakukan secara massif. Sehingga yustisi kali ini sudah masuk penindakan. Bahkan akan dilakukan setiap hari, mulai pagi atau sore hari. Sementara empat orang yang terjaring, kemudian didata dan akan dikirimkan ke panti rehabilitasi. “Mereka langsung menjalani sidak di tempat dan akan dimasukkan ke panti rehabilitasi sosial sebulan atau dua bulan,” terangnya.
Ia mengimbau, jika masyarakat ingin memberikan uang atau barang kepada anjal dan PGOT, bisa melalui pihak yang tepat. Misalnya panti asuhan atau lembaga kemasyarakatan dan keagamaan sehingga bisa tepat sasaran. “Kalau mau menyumbang bisa melalui lembaga yang sah, tidak boleh di jalanan. Kami ingin Kota Semarang bersih,” pungkasnya.
Sementara itu, Tuna Sosial dan Perdagangan Orang (TSPO) Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang Bambang Sumedi menjelaskan, jika Dinsos akan mengembalikan anjal ke tempat asal masing-masing. Nantinya, Dinsos akan berkoordinasi dengan kabupaten kota tempat asal PGOT ataupun anjal.
“Sesuai program yang sudah disepakati, Kota Semarang bebas dari anjal dan PGOT. Untuk itu, penegakan Perda terus dilakukan. Kita juga melakukan assessment sebelum mengembalikan ke keluarganya,” tambahnya.
Pihaknya juga berkoordinasi agar anjal dan PGOT tidak kembali ke jalan. “Dinsos berusaha memenuhi kebutuhan dasarnya baik masalah pendidikan atau lainnya bagi anjal dan PGOT yang berasal dari Kota Semarang lewat berbagai upaya,” pungkasnya. (den/ida)