RADARSEMARANG.COM, Semarang – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengampanyekan program Jo Kawin Bocah di Kota Semarang, kemarin. Program tersebut sebagai upaya untuk menghindari pernikahan dini. Sehingga mewujudkan pernikahan yang sehat dan keluarga yang berkualitas.
Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyampaikan, usia perkawinan anak minimal 19 tahun, baik untuk perempuan maupun laki-laki sesuai dengan UU Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan. Harapannya masyarakat lebih peduli dengan pencegahan pernikahan pada anak. Sehingga mereka bisa lebih sehat dan berkualitas.
“Mudah-mudahan dengan momentum ini kita bisa mewujudkan tumbuh kembang anak yang baik,” ujarnya di sela kegiatan peringatan Hari Batik Nasional di Jalan Mpu Tantular, Minggu (2/10).
Kegiatan tersebut diikuti kalangan pelajar mulai tingkat SD hingga SMP. Mereka belajar membatik bersama dengan motif ikon kota Semarang seperti Warak Endog. Ada juga persembahan dari siswa yakni drama edukasi mengenai Jo Kawin Bocah, pembacaan puisi, dan tarian permainan tradisional.
Dalam kesempatan tersebut Menteri I Gusti Ayu Bintang Darmawati juga melakukan sosialisasi tentang Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS). Pihaknya ingin memaksimalkan potensi perempuan dengan adanya bantuan dari seluruh stakeholder. Sehingga bisa menjadi pendamping untuk menyelesaikan isu-isu perempuan dan anak di Jateng.
“Kita bisa sosialisasi UU TPKS ini tidak lepas dari bantuan pemerintah dan perbankan juga,” imbuhnya.
Salah satu siswa dari SMP N 39 Fawziyah Quinnanissa mengatakan kegiatan ini menjadi momen untuk anak-anak bisa belajar tentang warisan budaya. Ia juga mengaku adanya sosialisasi pencegahan pernikahan dini dari Menteri PPPA menambah wawasannya untuk ikut serta menggaukan program Jo Kawin Bocah.
“Tadi kita belajar batik dan bermain permainan tradisional. Dari Bu Menteri tadi juga ada sosialisasi, dari sini saya menjadi paham pentingnya pencegahan pernikahan anak di usia dini,” akunya.
Sementara itu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga mendukung program Jo Kawin Bocah untuk menghindari pernikahan dini. Khususnya di Jateng. Edukasi ini perlu ditingkatkan dengan bantuan seluruh stakeholder dengan memberikan edukasi dan sosialisasi.
“Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tadi juga kampanye Jo Kawin Bocah, itu penting untuk anak-anak hingga akhirnya nanti bisa memahami dengan cara yang mudah,” tambahnya. (kap/zal)