RADARSEMARANG.COM, Semarang – Maraknya kasus guru melakukan penganiayaan dan pelecehan terhadap muridnya membuat Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah turun tangan. PGRI akan melakukan upaya preventif dan pendampingan pada guru yang bermasalah.
Ketua PGRI Jawa Tengah Dr Muhdi mengatakan, sebagai organisasi profesi PGRI memberikan advokasi dan perlindungan kepada guru. Tanpa mengurangi tugas utamanya dalam meningkatkan mutu pendidikan baik profesionalisme, akademik, dan pedagogik.
“Kami mendirikan smart learning and character center, yakni lembaga untuk melatih, mendidik, dan mengenbangkan para guru terkait kemampuan mengajar sesuai dengan tuntutan dan karakternya,” jelas Muhdi kepada RADARSEMARANG.COM saat ditemui di kantor PGRI Jawa Tengah.
Muhdi menambahkan PGRI merasa prihatin dengan munculnya kasus yang menyeret guru agama di Batang sebagai pelaku pelecehan terhadap peserta didiknya.
“Jauh dari yang semestinya dilakukan seorang guru, kasus semacam ini bukan yang kita harapkan,” ujarnya.
Pihaknya melakukan upaya preventif dengan memberikan sosialisasi, penyuluhan, dan pemahaman terhadap tindakan yang patut dan tidak pantas dilakukan guru, hingga ke 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Salah satunya di Brebes, sudah berjalan hingga ke seluruh kecamatan.
“Preventif ini diberi tau biar melek, agar apa yang dilakukan guru ini tidak masuk dalam pasal penganiayaan,” imbuhnya.
PGRI juga memberikan pendampingan pada guru yang terjerat kasus penganiayaan, pelecehan, korupsi, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah agar guru ini bisa mendapatkan hukuman yang seadil-adilnya.
“Bukan membela kesalahan. Jika memang mereka meminta kami akan mengawal hingga mendapatkan hukuman yang benar-benar adil,” akunya. (kap/zal)