32.3 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Temuan Mayat Terbakar di Marina Diduga Pegawai Bapenda Semarang, Istri Masih Belum Percaya

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Aparat Polrestabes Semarang berupaya mengungkap kasus temuan mayat dan sepeda motor yang hangus terbakar di semak-semak lahan kosong milik perusahaan CV Family, Jalan Marina Raya, Semarang Barat, Kamis (8/9). Polisi tengah mendalami sumber api penyebab kebakaran.

“Tim Labfor Semarang meneliti penyebab kebakaran. Apakah sumber api berasal dari korsleting dari elektrik (motor) api tertutup atau api dari luar (terbuka),” ungkap Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar kepada RADARSEMARANG.COM, Sabtu (10/9).

Selain itu, kepolisian juga telah memeriksa sejumlah saksi, mulai rekan kerja di PNS Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang, termasuk dari pihak keluarga. Hal ini untuk memastikan mayat yang ditemukan dalam kondisi terbakar ini adalah Paulus Iwan Boedi Prasetjo, 51, PNS Bapenda Kota Semarang yang hilang sejak 24 Agustus silam.

“Kita juga masih menunggu hasil tes DNA untuk menentukan dan memastikan sosok yang terbakar identik dengan Iwan,” katanya.

Lokasi ditemukannya mayat tersebut berjarak kurang lebih 100 meter dari Jalan Marina Raya. Menurut keterangan satpam tidak jauh dari TKP, kawasan tersebut merupakan akses jalan setapak menuju laut, dan sering dilewati para pemancing.

“Biasanya para pemancing lewat situ kalau ke laut. Di situ biasanya ada yang jaga,” kata satpam yang enggan ditulis namanya kepada RADARSEMARANG.COM.

Menurutnya, kalau malam hari di lokasi Jalan Marina Raya itu sangat sepi. Selain itu, lampu penerangannya  juga kurang.

Informasi yang diperoleh koran ini, kuat diduga korban dibunuh lebih dulu, kemudian dibakar. Nah, untuk menyulitkan petugas menemukan identitas korban, diduga sejumlah bagian tubuh korban dibuang terpisah.

Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol Iqbal Alqudusy mengatakan, petugas sempat mendeteksi Iwan Boedi di Balai Kota Semarang pada 27 Agustus 2022. Namun petugas kehilangan jejak saat dilakukan pengejaran.

“Hari itu terdeteksi di tempat kerja. Namun saat dilakukan pengejaran, ponsel yang bersangkutan sudah tidak aktif,” ujarnya.

Iqbal juga membeberkan, PNS eselon IV itu dipanggil Subdit 3 Tipikor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jateng pada Kamis (25/8) lalu.  Pegawai fungsional itu diperiksa sebagai saksi dugaan kasus korupsi hibah tanah di wilayah Kecamatan Mijen, Semarang.

“Subdit 3 Tipikor saat ini sedang mengumpulkan keterangan terkait dugaan korupsi hibah tanah PT KDAL kepada Pemerintah Kota Semarang sebanyak 8 bidang tanah di Kecamatan Mijen,” bebernya.

Iqbal menambahkan, pemeriksaan terhadap Iwan adalah tahapan klarifikasi. Apabila ada bukti kuat, maka polisi akan bertindak. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan, dan tinggal Iwan, yang dijadwalkan pada 25 Agustus 2022 lalu.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Jateng Kombes Pol Dwi Bagio menjelaskan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dugaan kasus korupsi tersebut.

“Kami tetap lanjutkan, meskipun satu di antara saksi yang kami mintai keterangan diduga sudah meninggal, masih ada orang lain yang mungkin kami butuhkan keterangan untuk memperjelas kasus ini,” katanya.

Ia mengatakan, Iwan dilaporkan terkait dugaan kasus aset hibah. Namun pihaknya belum bersedia membeberkan secara detail kasus tersebut dan nilai kerugiannya. Hanya saja, kasus tersebut terjadi pada 2010 silam.

Dwi bagio menambahkan, pihaknya akan melakukan penyelidikan dan pemeriksaan kepada pihak yang terkait dengan kasus dugaan alih aset ini. “Semua yang terkait dengan adanya alih aset itu akan diperiksa. Kasusnya di Mijen. Kami kembangkan pihak-pihak terkait yang ada di dalamnya,” ujarnya.

Ia mengatakan tidak mengalami kendala dalam penyelidikan kasus ini, sekalipun Iwan Boedi benar meninggal. Dirreskrimsus menegaskan bahwa proses penyelidikan akan jalan terus.  “Masih tetap berlangsung. Saksi sudah empat orang yang diperiksa, campur-campur ada PNS-nya juga,” katanya.

Sementara itu, keluarga Iwan Boedi di Tembalang Selatan mengaku belum mempercayai 100 persen jenazah yang ditemukan dalam keadaan hangus itu adalah Iwan Boedi. Mereka memilih menunggu hasil tes DNA yang akan dilakukan pihak kepolisian.

Wartawan RADARSEMARANG.COM sempat menanyakan apakah istri Iwan, yakni Theresia Onne bersedia diwawancarai. Yosep Prastowo, adik Iwan Boedi mengatakan jika kakak iparnya bersedia dan siap memberikan pernyataan.

Tak berselang lama, Ony — sapaan akrab istri Iwan Boedi– keluar dengan membawa anaknya. Anak perempuan korban yang masih balita nampak manja dan nyaman digendongan ibunya. “Maaf mas tadi yang ragil ini rewel,” kata Ony.

Ony menjelaskan, sudah mendengar kabar ditemukannya jenazah yang diduga suaminya itu dari adik iparnya. Selain itu, ia juga mendapatkan kabar dari teman-temannya yang mengucapkan duka cita kepada pihak keluarga.

“Tadi tahunya dapat kabar dari adik saya, tapi belum tahu ngasih tahu apa yang terjadi, intinya motornya ditemukan. Lalu ada teman-teman saya yang bilang ke saya untuk sabar dan kuat,” ucapnya.

Tak lama setelah mendapatkan kabar itu, pihak kepolisian mendatangi rumah Ony. Tujuannya untuk memastikan jenazah yang ditemukan adalah Iwan Boedi, dengan dilakukan tes DNA.

“Kita masih menunggu, belum ada perintah lagi. Nanti katanya akan ada tim yang ke sini ambil sampel DNA, mereka minta anak laki-laki saya untuk jadi sampel tes DNA,” tuturnya.

Sambil menahan haru, Ony masih yakin jika jenazah yang ditemukan itu bukanlah suaminya. Meskipun kendaraan sama persis seperti yang digunakan Iwan Boedi, lalu juga ada name tag yang ditemukan petugas. Ony pun berharap suami yang telah memberikan empat anak ini selamat dan dalam keadaan sehat.

“Harapan kami, itu bukan Mas Iwan. Itu orang lain, dan polisi bisa menyelesaikan apa yang terjadi,” harapnya.

Sampai saat ini, Ony mengaku tidak mengetahui apa yang terjadi. Saat Iwan Boedi tidak pulang, pihaknya sengaja tidak berinteraksi dengan televisi, sosial media, dan lainnya. Karena banyaknya simpang siur dan berita yang tidak pasti kebenarannya beredar.

“Kami sekeluarga, saya sebagai istrinya, tetap percaya sama suami saya. Sama anak juga saya tekankan, kalau percaya sama papamu,” tambahnya.

Di mata keluarga, kata Ony, Iwan Boedi merupakan pribadi yang halus dan bertanggungjawab. Terkait dugaan korupsi atas pemanggilan suaminya, hal itu menurutnya sebagai bentuk klarifikasi. “Mas Iwan cerita, memang ada panggilan klarifikasi sebagai saksi dugaan korupsi tersebut dari kepolisian,” katanya. (den/mha/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya