RADARSEMARANG.COM, Semarang – Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akhir pekan lalu, tidak berimbas pada tarif layanan Trans Semarang. Saat ini tarif moda transportasi milik Pemkot Semarang ini, masih mengacu Peraturan Wali Kota (Perwal) nomor 39 tahun 2022.
Sesuai Perwal tertanggal 27 Juni 2022, Pemkot Semarang menetapkan tarif Trans Semarang sebesar Rp 3.500 untuk penumpang umum yang membayar secara nontunai. Sedangkan penumpang yang membayar secara tunai dikenai tarif Rp 4.000, sementara bagi pelajar, lansia, veteran, dan difabel Rp 1.000.
“Sejauh ini tidak ada rencana kenaikan tarif. Fokus kami tidak mencari keuntungan, tapi pelayanan kepada masyarakat yang mudah dan murah, meskipun harga BBM mengalami kenaikan,” kata Kepala UPTD Trans Semarang Hendrix Setiawan Rabu (7/9).
Trans Semarang, kata Hendrix, menggunakan bahan bakar dengan system hybrid yakni solar dan bahan bakar gas (BBG). Fungsinya tak lain untuk menekan gas buang di Ibu Kota Jateng, sehingga penggunaan solar tetap dibutuhkan untuk operasional armada.
Dalam sehari, lanjut Hendrix, kebutuhan solar untuk armada besar rata-rata 106 liter per hari. Sedangkan, armada medium sekitar 40 liter per hari. Adapun kebutuhan solar untuk feeder sebanyak 40 liter per hari. “Meskipun tetap membutuhkan solar, tarif tetap normal seusai perwal. Karena menjadi komitmen pemkot memberikan tarif murah dan aman,” tambahnya.
Sekretaris Komisi C DPRD Kota Semarang Suharsono mengatakan, sistem penganggaran Trans Semarang sudah direncanakan selama satu tahun. Jika saat tahun berjalan ada penyesuian harga BBM seperti saat ini, akan dianggarkan pada APBD Perubahan.
“Jadi kenaikan BBM ini tidak berdampak pada tarif Trans Semarang, karena sepenuhnya subdisi pemerintah. Misalnya untuk tambahan kenaikan harga BBM, akan dibahas di anggaran perubahan,” tuturnya.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berharap, jangan sampai ada kenaikan tarif pada transportasi milik pemerintah. Menurutnya, kenaikan BBM saat ini sangat berdampak kepada masyarakat, dimana harga bahan pokok naik. Selain itu transportasi masal non pemerintah pun dipastikan melakukan penyesuaian harga.
“Harusnya kenaikan BBM ini dibatalkan, kondisi masyarakat saat ini masih sulit. Daya beli masih rendah, kalau BBM naik, semua akan berimbas. Ekonomi tidak akan tumbuh,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman menegaskan, jika tarif Trans Semarang tidak boleh mengalami kenaikan. Pilus begitu ia disapa, siap mengupayakan penambahan subsidi pada tahun 2023 mendatang agar tidak ada kenaikan tarif. “Semua pasti akan terdampak, jadi kami minta tidak naik. Bahkan kami siapkan penambahan subsidi lagi agar masyarakat tidak terbebani,” tegasnya. (den/ida)