28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

BBM Naik, Tarif Angkot Ikut Naik, Penumpang Protes

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), para awak angkutan umum mulai menaikkan tarif penumpang. Besarnya bervariasi. Mulai 15-25 persen. Tak hanya angkutan kota, tapi juga bus antar kota dalam provinsi (AKDP) dan bus antar kota antar provinsi (AKAP). Misalnya tarif Babat Lamongan-Semarang dari semula Rp 60 ribu, naik menjadi Rp 70 ribu atau sekitar 16 persen.

Iya sudah naik, tadi saya naik dari Babat (Lamongan) ke Semarang Rp 70 ribu. Sebelum BBM naik, biasanya Rp 60 ribu,” ujar Teguh saat ditemui RADARSEMARANG.COM di terminal bayangan kawasan Terboyo, Senin (5/9).

Pria asal Babat ini menilai kenaikan tarif tersebut terlalu berlebihan. “Naiknya terlalu tinggi. Ini yang kita sayangkan.Apalagi sekarang ekonomi masyarakat juga masih sulit pasca pandemi covid,” keluhnya.

Kondektur bus Patas jurusan Surabaya-Semarang Yanto mengaku, pihaknya juga menaikkan tarif dari semula 135 ribu menjadi Rp 165 ribu “Buat beli BBM sekali PP awalnya Rp 1,5 juta, sekarang Rp 1,75 juta. Padahal kondisi penumpang juga sepi. Paling hanya terisi 10 sampai 15 orang. Sebelumnya bisa 25 sampai 30 orang,” akunya.

Berbeda dengan Kuwid, awak bus jurusan Semarang-Solo. Ia mengaku belum menaikan tarif penumpang. Alasannya, kondisi ekonomi masyarakat juga masih sulit. Padahal pembelian BBM juga membengkak mencapai Rp 200 ribu sekali perjalanan pulang pergi.

“Tarif Semarang-Solo masih Rp 40 ribu. Kalau dinaikkan, khawatirnya penumpangnya tidak ada. Kalau PO lainnya mungkin sudah naik jadi Rp 50 ribu. Padahal kita beli solar sehari Rp 1 juta, sekarang tambah Rp 200 ribu. Kita dua kali PP,” katanya.

Hariadi, 39, sopir bus Semarang-Solo mengakui sudah menaikkan tarif dari awalnya Rp 40 ribu menjadi Rp 50 ribu atau naik 25 persen. Hal ini sempat dikeluhkan penumpangnya. “Penumpang jadi berkurang. Sempat ada penumpang yang datang cuma melihat tarifnya, terus nggak jadi,” tuturnya.

Awak angkutan kota di Kota Semarang juga mulai menaikkan tarif penumpang. Sopir angkot Sampangan-Johar Kasiono, 46, mengaku, mencari penumpang kini semakin sulit. Pendapatannya pun semakin sedikit. Karena harus dipotong biaya setoran dan beli BBM yang naik. Ia pun menaikkan tarif dari Rp 5 ribu menjadi Rp 6 ribu.

“Tapi, kalau dekat saja hanya Rp 4 ribu,” katanya. “Rata-rata saya bawa pulang paling pol Rp 25 ribu sehari. Setorannya Rp 50 ribu. Bensin biasanya Rp 40 ribu dapat 5 liter, sekarang sudah nggak bisa,” keluhnya.

Kasiono mengatakan, penumpang angkot kebanyakan ibu-ibu dan anak sekolah. Namun, kini ia harus bersaing dengan ojek online. “Ditambah kebanyakan anak sekolah sekarang berangkat diantar orang tuanya, Mas. Jadi, ya semakin sepi,” akunya saat ngetem di depan Pasar Sampangan.

Sopir angkot Banyumanik-Johar, Mul, 53, mengaku sempat diprotes penumpang karena menaikkan tarif. Padahal tarif yang dipatok hanya naik Rp 1.000. “Misalnya, dari Banyumanik ke Peterongan biasanya Rp 5 ribu kita naikkan jadi Rp 6 ribu gitu aja diprotes,” ucapnya sambil menunggu penumpang di sebelah Ada Banyumanik.

Kedaan ini terpaksa harus ia lakukan, karena ada uang lebih yang harus dikeluarkan untuk membeli BBM. Sehari jalan, sekarang ia bisa menghabiskan Rp 120 ribu hanya untuk solar.

Salah satu penumpang angkot, Yani, mengaku cukup keberatan dengan kenaikan tarif tersebut. Sebab, dampak kenaikan BBM, membuat semua harga kebutuhan pokok ikut terkerek naik. “Semuanya naik, masak naik angkot juga harus nambah biaya. Ngeluarin Rp 5 ribu aja udah berat,” akunya. (mha/mg15/mg20/mg17/mg18/mg16/mg19/aro)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya