RADARSEMARANG.COM, Semarang – Direktur Keamanan dan Ketertiban (Dirkamtib) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Abdul Aris melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Bulu, Minggu (4/9) malam.
Kunjungan tak terduga tersebut dilaksanakan untuk memastikan Lapas Perempuan Semarang zero Handphone, pungli dan narkoba (Halinar), dan P4GN (Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba).
Aris tiba di LPP Semarang sekira pukul 22.00, diterima langsung Kalapas Kristiani Hambawani. Abdul Aris langsung melakukan sidak berkeliling lapas. Seluruh blok hunian ia telusuri, mulai dari blok hunian narkotika, tipikor, pidum semua di cek tanpa terkecuali. Begitupun di pelayanan seperti wartel, kantin hingga dapur tak lepas dari pengawasan.
Abdul Aris ingin memastikan Lapas Wanita yang telah menyandang gelar WBBM ini, benar-benar bebas dari Halinar atau tidak. Abdul Aris mengingatkan kepada seluruh jajaran Lapas Perempuan Semarang jangan sampai terlena.
“Saya tahu LPP Semarang ini adem ayem, tetapi tetap harus waspada jangan sampai terlena dengan keadaan,” tegasnya.
Usai berkeliling, Abdul Aris mengapresiasi Lapas Perempuan Semarang karena terbukti zero HP. Ketika sidak, ia membawa alat pendeteksi handphone. “Selama berkeliling alat pendeteksi saya tidak menunjukan indikator bahwa di dalam LPP Semarang ada HP, ini sangat luar biasa” ungkap Abdul Aris.
Atas hal tersebut, ia meminta kalapas beserta jajaran untuk mempertahankan dan meningkatkan komitmen petugas, dan predikat WBBM agar jangan sampai terlepas dari genggaman.
Kalapas mengucapkan terimakasih dan berjanji akan meningkatkan komitmen petugas dan menjadikan LPP Semarang zero Halinar, serta dapat mempertahankan gelar WBBM yang telah disandang.
Pihaknya telah melakukan razia rutin yang dilaksanakan minimal sepekan sekali atau ditargetkan delapan kali dalam sebulan. Untuk waktunya pun selalu mendadak dan tidak tentu, bisa kapan saja baik pagi, siang ataupun malam.
Begitu pun dengan petugasnya juga random atau bergantian supaya tidak mudah dititeni narapidana. Hal ini untuk menciptakan suasana kondusif dan sebagai deteksi dini gangguan keamanan dan ketertiban.
“Razia yang dilakukan ini merupakan bentuk pertanggung jawaban petugas Lapas untuk menjaga keselamatan para warga binaan dari bahaya misalnya jika ada napi yang membawa benda terlarang,” ungkapnya. (ifa/zal)