RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dalam sepekan dua armada koridor 6 Trans Semarang terbakar saat memberikan pelayanan kepada penumpang. Kejadian pertama terjadi Senin petang (29/8) di Jalan Setiabudi, Banyumanik. Kejadian serupa terjadi lagi Kamis pagi (1/9) di Ngesrep Banyumanik.
Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Trans Semarang Hendrix Setiawan meminta maaf kepada pengguna layanan Trans Semarang atas kebakaran armada yang terjadi kedua kalinya. Hendrix pun mengambil langkah tegas dengan memanggil pengelola armada, serta memberhentikan mekanik.
“Kami sudah memanggil operator koridor 6. Kami berikan surat peringatan (SP) 1 dan memberhentikan mekanik. Karena mekanik ini dinilai lalai. Apalagi kejadian serupa terjadi dua kali dalam sepekan,” katanya saat ditemui RADARSEMARANG.COM, Kamis (1/9).
Hendrix mengaku siap memberikan sanksi tegas kepada operator. Apalagi Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang telah mengirimkan petugas uji KIR untuk menelisik penyebab kebakaran. Jika kejadian kembali terulang, karena kelalaian operator bisa dikenai sanksi pemotongan trip sampai pemberhentian kontrak.
“Dugaan sementara adalah korsleting listrik. Setiap armada sudah kami lengkapi arpar. Tapi penyebab pastinya masih diselidiki penguji KIR Dishub dan mekanik kami. Semoga penyebabnya bisa ketahuan, agar bisa diminimalisasi kejadian serupa,” tambahnya.
Dari sisi perawatan, kata Hendrix, setelah melakukan pelayanan pengecekan dan perawatan rutin dilakukan oleh mekanik ataupun tim pengawas check list. Ketika ditemukan masalah, tim pengawas akan menyampaikan kepada operator. Lalu jika ada komponen yang harus diganti, pihak operator wajib melakukan pergantian.
“Misalnya kalau tidak diganti, kami minta armada dikandangkan karena akan membahayakan pengguna Trans Semarang dan pengguna jalan,” tegasnya.
Disinggung apakah armada koridor 6 menggunakan konverter gas, Hendrix menjelaskan jika semua armada di koridor enam masih menggunakan bahan bakar gas. Hendrix mengaku akan mengumpulkan semua mekanik, agar bisa melakukan pengecekan armada lebih teliti.
“Ini masih menggunakan solar, karena tempat pengisian gasnya jauh dari garasi. Nanti mekanik akan kami kumpulkan juga, jangan sampai ini terjadi lagi,” pungkasnya. (den/ida)