25 C
Semarang
Tuesday, 24 December 2024

Perkuat Pemulihan Ekonomi, Bank Indonesia Jateng Gelar Festival Jateng Syariah 2022

Artikel Lain

SEMARANG.ID, Semarang-Tingginya demand pasar produk barang/jasa berlabel halal di Indonesia. Ini memantik Bank Indonesia (BI) mendorong transformasi ekonomi syariah dalam rangka memperkuat Pemulihan Ekonomi Nasional. Komitmen BI itu diwujudkan melalui Festival Syariah (Fesyar) yang digelar rutin setiap tahun di Indonesia.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi (KPw BI) Jawa Tengah (Jateng) merealisasikan Fesyar dengan menggelar Festival Jawa Tengah Syariah (FAJAR) yang sudah tiga kali sejak tahun 2019. Tahun 2022 ini, FAJAR digelar pada kegiatan puncak Road to Fesyar di Hotel Tentrem Semarang, Rabu (31/8).

Acara puncak dalam rangka meningkatkan ekosistem halal value chain yang lebih kondusif ini dihadiri oleh Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, dan berbagai narasumber dari akademisi hingga praktisi perkembangan ekonomi dan syariah nasional.

Pelaksanaan FAJAR 2022 ini mengusung tema “Memperkuat Halal Value Chain dalam Pengembangan Ekonomi Syariah di Jawa Tengah”. Menurut Kepala KPw BI Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra, ada enam strategi utama yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan halal value chain. Yakni penguatan sektor pertanian terintegrasi, penguatan sektor industri pengolahan, penguatan sektor energi terbarukan, pengembangan sektor wisata halal, penguatan kelembagaan dan penguatan dukungan pemenuhan infrastruktur pendukung.

“Strategi ini kami harapkan dapat memberikan daya ungkit bagi perkembangan halal value chain di Indonesia, sehingga prestasi Indonesia semakin solid di tingkat global,” jelasnya.

Rahmat juga yakin, milestone pengembangan halal value chain ke depan adalah melalui peningkatan peran pondok pesantren. Pondok pesantren menjadi salah satu fokus utama pembentukan embrio halal value chain, sejalan dengan potensi sumber daya pondok pesantren yang relatif besar. Hingga saat ini, KPwBI Jateng telah membina sebanyak 31 pondok pesantren sejak 2018. Dari jumlah tersebut, potensi pondok pesantren digali lebih dalam sesuai dengan keunggulan kompetitif masing-masing, mulai dari aspek industri pengolahan makan minum, pertanian dan perkebunan, hingga industri kreatif.

Karena itulah, pada acara puncak FAJAR tersebut, juga dilaksanakan penyerahan simbolis Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada pondok pesantren, penyerahan Sertifikat Jaminan Halal kepada pelaku usaha, penyerahan MoU kerjasama pilot project model bisnis Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN) serta launching aplikasi Jasirah (Jejak Wisata Sejarah) yang menyediakan informasi destinasi wisata berdasarkan sejarah Mataram Islam dan Mataram Hindu/Budha.

“Kami mengembangkan aplikasi Jasirah sebagai salah satu wujud perhatian terhadap pariwisata ramah Muslim, sehingga masyarakat menjadi lebih nyaman dalam hal experience berwisata,” ujar Rahmat.

Selain itu, melalui pelaksanaan FAJAR 2022 diharapkan dapat semakin memperkuat peningkatan linkage program antarpelaku ekonomi syariah, baik dari sisi pemerintah, akademisi, pelaku usaha hingga masyarakat umum. Terutama dalam mencapai momentum perkembangan ekonomi syariah nasional yang lebih optimal sehingga mampu menjadikan ekonomi syariah sebagai salah satu sumber pertumbuhan perekonomian baru di Indonesia.

Sedangkan Deputi Gubernur BI Doni P Joewono mengapresiasi Road to Fesyar (Festival Syariah) di Semarang ini. Road to Fesyar ini juga dilaksanakan di berbagai wilayah seperti Sumatera dan Sulawesi. Adapun kegiatan utama dilaksanakan di Surabaya.

“Kami terus mengakselerasi pemberdayaan ekonomi syariah. Kami mendorong halal value chain dari hulu sampai hilir. Kami berharap fashion syariah dan halal food ini tidak hanya dikonsumsi di Indonesia, tetapi juga ekspor. Kami juga pikirkan untuk bisa bikin fashion week seperti di New York,” ungkapnya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menambahkan, program KPwBI Jateng ini sejalan dengan upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng yang turut mendorong pariwisata halal. Realisasinya dengan menunjuk sejumlah pesantren dalam penyembelihan hewan yang halalan toyyiban. “Kami mempersiapkan bersama stakeholder untuk melatih juru sembelih yang bersertifikat halal,” katanya.

Tak hanya itu, kami juga memiliki pilot project pesantren yang membangun wisata halal di Karanganyar. Tidak menutup kemungkinan menyerap wisatawan mancanegara dengan sajian makanan halal yang representatif. (ida/bis)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya