RADARSEMARANG.COM, Semarang – Penataan pedagang Pasar Johar sampai saat ini belum tuntas. Masih banyak pedagang yang tidak puas. Karena itu, perwakilan pedagang, Selasa (23/8) kemarin, mendatangi balai kota. Mereka meminta kejelasan soal penataan Pasar Johar gelombang satu yang tak kunjung rampung.
Puluhan pedagang meminta Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi untuk memperhatikan pedagang yang belum mendapatkan lapak. Sehingga pedagang bisa mendapatkan lapak dan bisa segera berjualan di Pasar Johar Baru. Mereka khawatir bakal tidak mendapatkan lapak menyusul rencana Dinas Perdagangan yang akan melakukan pengundian pedagang gelombang kedua.
“Masalahnya, pengundian gelombang pertama saja belum rampung. Ini sudah mau pengundian gelombang kedua. Karena banyak pedagang asli Johar Utara, Tengah dan Selatan yang pada pengundian gelombang pertama belum mendapatkan lapak,” kata Burhan, perwakilan pedagang kepada RADARSEMARANG.COM di Balai Kota Semarang, Selasa (23/8).
Ia meminta agar permasalahan tersebut diselesaikan dahulu, dan Dinas Perdagangan bisa menunda pengundian gelombang kedua sampai semua pedagang asli ini mendapatkan lapak. Selama ini, lanjut Burhan, pedagang masih menggelar dagangannya di Pasar Relokasi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Belum lagi adanya desas-desus pedagang harus segera keluar dari kawasan tersebut. Hal ini semakin membuat para pedagang resah.
“Kami belum dapat lapak, bagaimana mau pindah? Saya minta Pak Wali tegas. Pedagang asli Johar yang belum mendapat tempat bisa segera diakomodir. Karena ada ontran-ontran harus keluar, mau keluar kemana?” ucapnya kecewa.
Hasil pertemuan kemarin, kata dia, Wali Kota Hendrar Prihadi akan segea mengakomodasi dan menempatkan pedagang yang belum mendapat lapak. Solusinya, pedagang kaca mata di Johar Tengah ataupun Utara, dipindah ke lantai dua. Sedangkan bekas lapaknya, akan ditempati pedagang konveksi asli Johar Utara sesuai zonasi. Dari data yang ada, lanjut Burhan, ada sekitar 80 pedagang yang belum mendapatkan lapak. Mereka terdiri atas pedagang konveksi, bumbon, hasil bumi, dan asesoris.
“Tempat itu akan ditempati pedagang yang notabene pedagang lama Johar, namun belum dapat tempat. Kita juga masih menunggu informasi resmi dari Satpol PP, berapa banyak lapak yang disegel,” tambahnya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjelaskan, masih banyak pedagang yang belum bisa menempati lapaknya, karena Shopping Center Johar (SCJ) masih proses pembangunan. Selain itu, juga masih ada pedagang yang sampai saat ini belum menempati lapaknya, meskipun sudah mendapatkan undian di Pasar Johar Baru.
“Tadi saya dicurhati masalah Johar, ternyata banyak pedagang yang belum bisa menempati lokasi. Mirisnya, ada yang sudah mendapatkan lapak, tapi tidak ditempati,” katanya.
Hendi –sapaan akrab wali kota–meminta Dinas Perdagangan untuk tegas ketika melakukan penataan. Jika memang lapak tidak ditempati, bisa dipindahkan ke pedagang lain yang belum mendapatkan tempat. “Sekian bulan kalau tidak ditempati diambil dan ditukar ke pedagang lain yang belum dapat,” tegasnya.
Untuk progress pembangunan SCJ, lanjut Hendi, saat ini hanya menyisakan perbaikan eskalator dan lift barang. Sedangkan, interior lapak sudah selesai dan siap ditempati. Khusus lantai 3 sampai 5 untuk pedagang dasaran terbuka (DT).
“Nanti kios dan los di lantai 1 dan 2, tapi kan masih proses kontrak dan belum diserahkan. Kami akan runding-runding lagi setelah diserahkan ke pemkot. Setelah itu, kami bangun kios maupun los yang lebih baik,” katanya. (den/aro)