RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pemerintah Kecamatan Gunungpati menggelar Upacara Kemerdekaan RI ke-77 berbahasa Jawa di Lapangan Kandri (17/8). Selain itu ada juga aksi treatikal yang ditampilkan untuk mengingat perjuangan pahlawan.
Ketua Pokdarwis Pandanaran Desa Wisata Kandri, Syaeful Ansori, menjelaskan upacara kemerdekaan sudah dilakukan beberapa kali di Lapangan Kandri. Karena Kandri memiliki banyak seni dan budaya, kata dia, tetapi tidak mengurangi kesakralan upacara.
“Akhirnya setelah kita mengadakan beberapa kegiatan di Kandri, Pak Camat mempunyai hajat, jika upacara kemerdekaan yang semula di Lapangan Sabrangan pindah ke Lapangan Kandri yang dilakukan pertama kali tingkat kecamatan ini,” katanya.
Upacara Kemerdekaan ke 77 ini menggunakan Bahasa Jawa. Para peserta dibiarkan berkreasi memakai pakaian sesuai kepunyaan dan idenya masing-masing yang mencerminkan perjuangan. “Hari ini merupakan sejarah di Kandri,” jelasnya.
Setelah upacara, diadakan teatrikal dengan tema Agresi Militer Kedua dengan peserta warga Kandri. Ceritanya kan setelah Indonesia merdeka, kata dia, Belanda ingin menguasai Indonesia lagi. “Belanda menyusup dan menyerang Indonesia lagi. Indonesia tergerak melawan mereka untuk mempertahankan kemerdekaan,” ujarnya.
Diakuinya, antusiasme warga Kandri sangat luar biasa. Karena sesuai jargonnya Kandri Ojo Nganti Sepi, atau Kandri WAE alias Kandri Wisata Adventure dan Edukasi.
Teatrikal ini hanya dipersiapkan selama dua minggu lalu. “Bahkan, ibu-ibu mengadakan seragam sendiri dengan kreasi mereka. Ada yang tampil sebagai bidan, petani, pejuang dan lain-lain,” jelasnya.
Camat Gunungpati, Sabar Tri Mulyono, menambahkan, pihaknya mengajak masyarakat Gunungpati untuk mewujudkan rasa syukur karena Indonesia sudah merdeka. “Teatrikal ini merupakan serangkaian kegiatan setelah upacara kemerdekaan,” katanya.
Teatrikal digelar bertujuan memberi pengetahuan kepada masyarakat, bagaimana susahnya para pejuang untuk berjuang memerdekakan Indonesia. “Kita memberikan edukasi, kemerdekaan itu butuh perjuangan dan mandi darah. Kita juga menggambarkan, para pejuang melawan penjajah,” ujarnya.
Melalui teatrikal, ia mengimbau generasi muda untuk mengingat jasa para pahlawan. “Kami melibatkan 700 orang dari Kecamatan Gunungpati untuk tampil dan diikuti oleh 2000 peserta upacara,” ujarnya.
Ia berharap masyarakat Kecamatan Gunungpati tidak hanya mengikuti upacara di kantor-kantor saja. “Masyarakat juga diedukasi tentang perjuangan, supaya lebih menghormati dan mengisi kemerdekaan ini dengan kegiatan positif,” terangnya. (fgr/bas)