RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pasar Kanjengan Baru yang dibuka sejak Januari lalu atau sudah setengah tahun lebih, masih terlihat sepi. Di pasar ini baru terisi sekitar 70 pedagang dari total 828 lapak. Mereka kebanyakan menempati lantai satu dan dua.
Sedangkan di lantai tiga dan empat masih kosong blong. Hal ini karena banyak pedagang Johar Relokasi Masjid Agung Jateng (MAJT) yang sudah mendapat nomor undian enggan pindah ke Pasar Kanjengan Baru.
Hartadi, 58, pedagang Pasar Kanjengan Baru lantai 1 menjelaskan, pasar sini masih sepi karena pedagangnya masih sedikit. Mereka enggan pindah ke sini karena takut kehilangan pelanggannya.
”Padahal menurut saya justru tidak. Lama-lama di sini pasti ramai juga. Di sini fasilitasnya lebih bagus, bersih, dan tertata. Apalagi di sini juga ada lift. Jadi, kalau bawa dagangan ke lantai atas gak usah pakai tangga,” kata pedagang besek ini kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (19/7).
Diakui, jumlah pengunjung Pasar Kanjengan Baru masih sepi. Bahkan dalam sehari, hanya ada satu sampai dua pengunjung yang singgah di kiosnya. “Dapat pembeli satu atau dua saja Alhamdulillah. Harus lebih bersabar,” ujarnya pasrah.
Ia menambahkan, selama berjualan di Pasar Kanjengan Baru dirinya memang belum diminta membayar listrik dan retribusi. Itu cukup meringankan bebannya. Sebab, dari hasilnya berjualan hanya cukup buat makan, bahkan terkadang tekor.
“Tapi untuk ke depannya saya kurang tahu, Mas. Apakah ditarik retribusi atau tidak. Tapi, sepertinya kalau pasar mulai ramai akan ditarik,” tambah Chomari, 44, pedagang toko buku Bonafide di lantai 2.
Ia berharap pemerintah segera merelokasi pedagang yang masih bertahan di Pasar Johar Relokasi MAJT untuk segera pindah ke Pasar Kanjengan Baru. Sehingga pasar akan semakin ramai pedagang. Sehingga harapannya jumlah pengunjung juga akan meningkat.
“Kalau yang jualan lengkap. Semua kebutuhan ada, saya kira pengunjungnya juga akan semakin banyak,” katanya.
Di lantai 2, kata dia, baru terisi 18 pedagang. Mereka berjualan buku, pakaian, asesoris dan persewaan baju tradisional. “Namun hari ini (kemarin, Red) hanya dua pedagang yang jualan. Ya, pasar jadi sepi nyenyet, Mas,” keluhnya. (mg16/mg18/aro)