RADARSEMARANG.COM, Semarang – Membuat bonsai bagus membutuhkan seni dan kejelian. Untuk membuat bonsai ternyata juga tidak susah. Selain bagus, bonsai memiliki nilai jual tinggi.
Untuk menghasilkan bonsai yang bagus, Paroki St Maria Fatima Banyumanik menggelar pelatihan budidaya dan membuat bonsai di halaman SD ST Antonius 02, Minggu (16/7). Menyasar 15 umat Paroki Maria Fatima di Banyumanik.
Salah satu peserta Agustinus Sumitro, 76, mengaku anak merupakan perajin bonsai. Ia mengikuti pelatihan karena ingin membantu sang anak. Pelatihan budidaya bonsai sangat bermanfaat untuk mengisi waktu setelah ia pensiun. “Ini saya teruskan sebagai pekerjaan rumah,” ujarnya.
Peserta lain, Theresia Tarigan mengungkapkan kagum dengan bonsai. Karena suaminya sudah mengerjakan bonsai dan sudah banyak bahan di rumahnya. “Karena tidak pernah mempraktekan kelihatannya sulit, padahal sangat mudah,” ujarnya.
Pelatihan sangat bermanfaat karena mematahkan keraguan tentang bonsai. Selain itu, dapat menambah pendapatan jika dikelola dengan baik. Ternyata teknik mencangkok simple. Tipsnya diberikan dikeringkan terlebih dahulu agar kambiumnya kering. “Kemudian memakai cocopeat yang bagus dibandingkan tanah, lalu dimasukkan ke plastik. Membuat kita percaya diri saja, tetapi mempraktekan juga,” tambahnya.
Koordinator penyelenggara pelatihan, Kasdur Witarto Trisno menambahkan, Paroki St Maria Fatima melakukan pemberdayaan umat bidang agro. Dalam pelatihan terdapat tiga sesi. Pertama, pelatihan budidaya bahan bonsai. Sesi ini, dipaparkan bagaimana cara mendapatkan bahan bonsai, tanaman hias, dan tanaman buah yang relatif murah.
Kedua, dipaparkan cara membuat bonsai setelah mempunyai bahan. Mulai dari gerak dasar, proses pengawatan dari masih kecil, proses menyambung, dan proses mencangkok, serta menggabung dari beberapa bahan.
“Ketiga penjelasan bonsai on the rock atau bonsai di atas batu yang langsung praktek dengan semua peserta. Dari p waru dibongkar akarnya, dipilih akarnya tumbuhnya dengan cepat. Kemudian disesuaikan dengan batunya. Sederhananya akarnya mencengkeram di batunya, ada triknya. Pakai plastik dimasukkan dulu lalu ditarik agar tidak rusak. Seolah tanamannya tumbuh dari batu,” tambahnya. (fgr/fth)