RADARSEMARANG.COM, Semarang – Meski masih dalam renovasi, Masjid Baiturrahman menggelar salat Idul Adha 1443 Hijriyah pada pukul 06,30 Minggu (10/7). Jamaah salat pun meluber hingga Lapangan Simpang Lima sampai sepanjang Jalan Pahlawan dan sekitarnya. Dari ribuan jamaah, tampak Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bersama keluarga.
Imam salat kali ini adalah Imam Besar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Zaenuri Ahmad Al Hafidz dan khatib Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof Imam Taufiq.
Ganjar mengaku bersyukur bisa melaksanakan salat Idul Adha kembali. Terlebih dapat dijalankan secara tertib dengan taat protokol kesehatan. “Mudah-mudahan ada nilai yang bisa kita teladani bagaimana membangun solidaritas seperti yang disampaikan khatib tadi. Termasuk bagaimana kita berkurban, bahkan berkurban pada nilai yang paling kita sayangi, paling kita cintai, untuk disampaikan,” kata Ganjar ditemui seusai salat id.
Setelah salat Id, masyarakat mengerubungi Ganjar untuk mengucapkan Hari Raya Kurban. Tak lupa, mereka juga meminta foto selfi. Setelahnya, orang nomor 1 di Jateng bersama keluarganya ini menyerahkan hewan kurban seekor sapi secara simbolis kepada panitia penyembelihan hewan kurban Masjid Raya Baiturrahman Semarang. Diterima Ketua Umum Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baiturrahman Ahmad Darodji.
Adapun pelaksanaan penyembelihan hewan kurban dari Ganjar Pranowo dan masyarakat yang dititipkan kepada panitia kurban Masjid Raya Baiturrahman, akan dilakukan di Masjid Islamic Center, Manyaran, Kota Semarang pada Senin (11/7). Pasalnya masjid yang terletak di jantung Kota Semarang ini belum selesai dibangun.
Ahmad memaparkan, hewan kurban yang dititipkan masyarakat kepada panitia terdiri atas 11 ekor sapi, 1 ekor kerbau, dan 23 ekor kambing. Nantinya, daging kurban akan dibagikan kepada fakir miskin, tukang becak, dan pedagang kaki lima di sekitar Masjid Raya Baiturrahman.
Demikian juga sekitar 5.000 jamaah mengikuti salat Idul Adha di MAJT Minggu (10/7). Wakil Gubernur (Wagub) Jateng Taj Yasin Maimoen turut hadir sebagai khatib. Sementara Imam dipimpin KH Ulil Absor Al Hafidz.
Dalam khutbahnya wagub mengapresiasi umat Islam Indonesia yang telah bersama-sama menghadapi pendemi Covid-19. Sehingga saat ini keadaan membaik. Bahkan, tahun ini sebagian jamaah dapat berangkat berhaji ke tanah suci Makkah. “Kini kita kembali diuji dengan munculnya wabah PMK dan harus waspada dalam memilih hewan kurban,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Di Jawa Tengah, pihaknya telah mengimbau pemerintah kabupaten atau kota untuk mengawasi rumah pemotongan hewan (RPH). Lalu menertibkan masyarakat untuk proses penyembelihan hewan kurban selama wabah.
Selain menunaikan salat, Gus Yasin juga menyerahkan hewan kurban dari sejumlah pihak, termasuk kurban miliknya. Total sebanyak 39 ekor hewan yang terdiri dari 11 ekor sapi dan 28 ekor kambing akan disembelih pada Senin (11/7).
Kurban sapi berasal dari Udinus, BPN, Walikota, SPHC, Baznas Pusat, Bank Jateng, MAJT, Wagub Jateng, Kapolda Jateng, Gubernur Jateng. Untuk hewan kurban sapi dari Wali Kota Semarang, secara khusus diserahkan oleh Wakil Wali Kota Hj Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Ketua PP MAJT, Prof Dr H Noor Ahmad MA menyampaikan terima kasih atas kepada para mudhahhi atas kepercayaan yang diberikan kepada MAJT. Daging hewan kurban akan didistribusikan kepada masyarakat yang berhak menerima. Baik di lingkungan sekitar MAJT, maupun di lingkungan masyarakat Kota Semarang dan sekitarnya.
Sementara Pemkot Semarang menggelar salat Idul Adha di halaman Balai Kota Semarang, Minggu (10/7). Dalam kutbahnya, Rozihan menjelaskan, kurban itu simbol ketakwaan. Takwa berarti waspada dan hati-hati. Baik dia pejabat, ustad, maupun masyarakat, harus waspada dan hati-hati dalam sektor manapun. “Karena siapapun yang tidak berhati-hati pasti celaka. Di surah Ali Imron kan disebukan, bertakwalah kamu sekalian agar kamu bahagia” ujar Wakil Baznas Jateng yang juga dosen Unissula.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjelaskan, pada Idul Adha tahun ini, ia mengajak masyarakat Kota Semarang agar semangat berbagi. “Masyarakat yang mampu dianjurkan untuk berkurban,” ujarnya.
Selain itu, membiasakan berzakat supaya membahagiakan masyarakat karena masih banyak yang kurang. “Kita ingatkan kepada masyarakat, hakikatnya bahagianya seseorang ketika ia membahagiakan orang lain,” jelasnya. (ifa/taf/fgr/ida)