RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bersama RADARSEMARANG.COM berkolaborasi menggelar Dialog Kebangsaan pada Selasa (28/6) pukul 10.00-12.00 hari ini di Hotel Noormans Jalan Teuku Umar 27 Jatingaleh. Tema dialog: Membumikan Pancasila Melalui Kampung Pancasila di Kota Semarang.
Wali Kota Semarang Dr Hendrar Prihadi SE, MM dipastikan hadir menjadi narasumber utama dialog tersebut. Kegiatan ini akan disiarkan tunda di Jawa Pos TV pada Kamis, 30 Juni 2022 pukul 20.00 lusa.
Selain wali kota, narasumber lainnya adalah Dr Indriyanto SH, M.Hum, akademisi Fakultas Ilmu Budaya Undip Semarang sekaligus penggiat kajian Pancasila. Saat ini, Indriyanto menjabat Dewan Pakar Masyarakat Sadar Sejarah Indonesia, serta Staf Ahli di Pusat Kajian Sejarah dan Budaya Maritim Asia Tenggara pada Lemlit Undip. Sedangkan dari unsur pers, diwakili Baehaqi. Jurnalis senior Jawa Pos yang juga Direktur RADARSEMARANG.COM dan Radar Kudus.
Ketua Panitia Dialog Kebangsaan Sulis SA menyampaikan, Dialog Kebangsaan Membumikan Pancasila digelar dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila sekaligus Bulan Bung Karno. Menurut Sulis, kegiatan ini akan disiarkan di Jawa Pos TV pada Kamis, 30 Juni 2022 pukul 20.00. “Ya, memang siaran tunda akan kami tayangkan di Jawa Pos TV di saluran digital 36 UHF,” kata Sulis.
Menurut Sulis, Jawa Pos TV sudah mengudara di wilayah Jawa Tengah 1, meliputi Kota Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, dan Kudus. Selain itu, juga di wilayah Jabodetabek, Surabaya Raya, Madiun Raya, dan Bali. “Sebagian masyarakat di Jawa Tengah sudah bisa mengakses Jawa Pos TV di saluran digital,” kata mantan penyiar radio ini.
Sulis melanjutkan, tema Membumikan Pancasila Melalui Kampung Pancasila di Kota Semarang sengaja dipilih, karena di bawah kepemimpinan Wali Kota Hendrar Prihadi, Kota Semarang berhasil meraih predikat sebagai salah satu kota terbaik. Berdasarkan penilaian tim independen dan Bappenas, Kota Semarang dinilai mampu menjaga capaian indikator makro—yang salah satunya—kondisivitas masyarakatnya.
“Konsep Bergerak Bersama yang digagas Pak Wali Kota terbukti mampu menggerakkan semua elemen masyarakat untuk mewujudkan Kota Semarang yang kondusif dan bertoleransi tinggi. Salah satunya, melalui pembentukan entitas Kampung Pancasila,” ucap Sulis.
Wali Kota Hendrar Prihadi berkeinginan agar Kampung Pancasila berperan sebagai vaksin untuk menangkal radikalisme. Kampung Pancasila dibentuk untuk semakin menumbuhkan kerukunan antarmasyarakat, menanamkan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika, serta tujuan mulia lainnya.
Kampung Pancasila saat ini telah terbentuk di setiap kecamatan di Kota Semarang. Tujuannya, sebagai upaya menumbuhkan sikap dan menanamkan nilai-nilai Pancasila di hati setiap warga negara.
“Nah, bagaimana konsep Kampung Pancasila itu sendiri? Realisasi atas penerapan nilai-nilai Pancasila di masyarakatnya. Lantas, sejauh mana dampak positifnya? Sekelumit pertanyaan-pertanyaan itu menarik untuk didiskusikan dalam sebuah forum yang melibatkan semua stakeholder yang terlibat di dalamnya,” beber Sulis.
Dialog akan dihadiri berbagai kalangan. Selain masyarakat, juga akademisi, dan mahasiswa. Selain disiarkan di Jawa Pos TV, dialog juga akan ditayangkan di channel Youtube Radar Semarang TV.
Kampung Pancasila Jadi Sarana Perkuat Persatuan
Terbentuknya Kampung Pancasila di sejumlah kelurahan di Ibu Kota Jawa Tengah mendapatkan apresiasi dari Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Hendi –sapaan akrab wali kota– mengatakan, melalui kampung tersebut suasana keguyuban, kerukunan, dan gotong royong warga Kota Semarang dapat lebih dikuatkan lagi.
Hal tersebut ditegaskan Hendi saaat hadir dalam Kirab Budaya Kreasi Warga Kelurahan Pudakpayung, kemarin. Orang nomor satu di Kota Semarang ini datang langsung untuk memberikan apresiasi atas predikat juara pertama lomba Kampung Pancasila tingkat Kota Semarang yang diraih kelurahan tersebut.
“Saya sangat meyakini penentuan juara Kampung Pancasila ini memang benar-benar tepat sasaran. Pudakpayung ini pantas menjadi sebuah cerminan Pancasila yang ada di Kota Semarang maupun di Indonesia,” tutur Hendi, Senin (27/6).
Berbagai budaya, lanjut Hendi, ditampilkan warga. Dia pun juga bekesempatan melihat masjid, gereja, dan sanggar di wilayah ini. Semua elemen warga berbaur sedemikian rupa tidak membeda-bedakan antarkelompok.
Ia menekankan, persoalan mengenai perbedaan budaya yang ada di masyarakat bukanlah suatu hal yang harus diperdebatkan. Ia berpesan agar masyarakat jangan sampai mau dibawa mundur 76 tahun ke belakang untuk kembali mengganti Pancasila.
“Waktu itu Bung Karno dan Bung Hatta tidak mengarahkan negara kita sebagai negara agama, justru mengarahkan sebagai NKRI yang berdasarkan Pancasila. Sehingga urusan perbedaan sudah clear dan sudah selesai dari sebelum kemerdekaan,” tegas Hendi.
Di sisi lain, Hendi menyebutkan jika permasalahan yang masih harus menjadi perhatian bersama adalah terkait Covid-19 yang kembali melonjak. “Maka sekarang bagaimana kita bisa terus tumbuh bergerak, ekonomi meningkat, serta kesehatan selalu dijaga. Tidak perlu khawatir dengan covid, yang penting kita sudah melakukan anjuran pemerintah seperti prokes, booster, dan lainnya,” pesannya.
Hendi juga mengingatkan soal kondisi siklus cuaca tidak menentu atau anomali cuaca. Ia menambahkan hal yang perlu dilakukan, khususnya bagi yang memiliki anak kecil adalah dengan menjaga kesehatan mereka. Misalnya, dengan memberikan vitamin, suplemen, serta makanan supaya anak-anak tidak sakit.
“PR kita terutama yang tidak kalah penting yaitu permasalahan stunting. Di Kota Semarang masih ada 1.367 anak yang mengalami stunting. Untuk ibu PKK lakukan pengecekan pada anak dan ibu hamil,” katanya. (isk/den/aro)