RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sejak Januari tahun 2022 hingga kini, air pasang di lautan telah mencapai ketinggian 70 sentimeter. Bencana banjir rob pun menggenangi Tambaklorok, Semarang Utara, kamis (16/6). Terutama di RT 1 RW 10 Tambaklorok.
Salah satu warga setempat, Nur Alim, mengatakan, ketinggian air yang naik ini dampak dari rob. Meski demikian, ketinggian air tidak separah seperti yang terjadi pada 2 Juni 2022 lalu.
“Sejak Januari sudah naik sekitar 70 sentimeter. Ini sudah surut, naiknya pagi, sekitar pukul 10.00-an tadi,” kata warga Tambaklorok, Nur Alim, kepada RADARSEMARANG.COM, Kamis (16/6) kemarin.
Ketika gelombang tinggi dan air pasang seperti pada 2 Juni lalu, sempat merendam rumah yang hanya berjarak kurang lebih 15 meter dari bibir pantai. Hampir semua rumah kemasukan air laut akibat fenomena alam tersebut.
“Disini ada sekitar 75 bangunan rumah yang kebanjiran pas parah-parahnya. Meski begitu, sebagian rumah sudah ditinggikan,” jelasnya.
Menurutnya juga fenomena rob kali ini berbeda. Air pasang ketika pagi hari dan siang hari air kembali menurun. Sedangkan malam hari, normal seperti biasanya.
“Ini gelombangnya biasa, cuma kalau anginnya kencang dari timur ya gelombangnya tinggi. Istilahnya angin timuran, ombak (gelombang) 11. Kan ada tingkatan-tingkatannya, 11 paling tinggi,” jelasnya.
Terlihat, bangunan rumah di lokasi tersebut masih banyak yang belum ditinggikan tanahnya. Terlihat juga ada rumah yang masih tergenang air, lantaran posisinya yang lebih rendah dari lainnya. Namun terlihat tidak berpenghuni.
“Rumah yang sekarang masih terendam ada 10-an rumah. Kalau yang punya uang ya ditinggikan. Kalau tidak punya uang kan bertahap. Itu rumah ditinggikan 2,5 meter, kalau saya paling 60 sentimeter. Sedikit sedikit,” jelasnya.
Terlihat bangunan atap rumah Nur Alim sangat rendah. Dampak dari ditinggikan sejak lima tahun lalu. Bahkan, ia sudah meninggikan rumah tiga kali. “Saya sudah 25 tahun disini. Sudah tiga kali meninggikan rumah, sekarang tinggal dua meteran paling. Masuk pintu saja sundul,” katanya.
Sekarang ini, warga juga telah beswadaya sendiri membangun jalan di kampung RT 1. Panjang jalan paving tersebut sekitaran 125 meter dan lebar 5 meter. Jalan tersebut awalnya telah kebanjiran dan sekarang ditinggikan mencapai 1 meter.
“Kami berharap ada bantuan dari pemerintah. Kalau pas banjir kemarin ada bantuan sembako, beras juga. Tapi yang sangat kami butuhkan bukan itu. Tapi pembuatan tanggul apa gimana,” pungkasnya. (mha/ida)