RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ribuan warga mengikuti kirab budaya perdana dalam rangka merti desa di Kampung Sabrangan Makmur, Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunung Pati, Sabtu (11/6).
Kirab ini bertujuan untuk mengajarkan guyub rukun kepada warga sekitar. Kirab diikuti oleh semua warga di Kelurahan Plalangan. Ada enam RW ditambah dengan instansi yang ada di daerah tersebut. Seperti seluruh lembaga masyarakat di Kelurahan Plalangan, SMA Negeri 12 Semarang, SD Negeri Plalangan, dan instansi lainnya.
Mulai dari anak kecil hingga lansia ikut memeriahkan kirab ini. Ada yang memakai pakaian adat. Ada yang berkreasi dengan barang bekas. Ada pula yang memamerkan hasil panen. Semua warga berjalan dengan rapi sesuai dengan nomor urutannya.
Tak lupa mereka menyanyikan yel-yel di depan panggung sebagai syarat penilaian. Warga juga mengusung sejumlah gunungan. Ada gunungan sayur, buah-buahan, dan aneka jajanan masa kini.

Ketua Panitia Gus Jati Waluyo mengatakan, kirab ini kali pertama dilakukan di Kampung Sabrangan Makmur. Kirab dimulai dari Kantor Kelurahan Plalangan dan berakhir di Balai RW III Sabrangan. Rangkaian acara pun masih berlanjut hingga malam dengan pergelaran wayang kulit.
“Kirab budaya ini memang idenya dari panitia. Jadi, intinya mengeluarkan cucuk lampah, fungsinya untuk membersihkan jalan-jalan,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Ia menambahkan, tema dari kegiatan ini yakni guyub rukun agawe santosa. Selain itu, juga untuk menghormati sesupuh di sana. Namanya Kyai Sabrang. “Jadi, yang dikirab itu sebenarnya air dan tanah. Ada pengambilan air dan tanah dari enam RW ini, yang kemudian kita kirab dan dimasukkan ke sendang. Harapannya dengan disatukan air dan tanah ini menjadi satu, warga di Kelurahan Plalangan bisa guyub rukun,” katanya.
Lurah Plalangan Muhammad Arifin mengatakan, ini merupakan kirab budaya kali pertama setelah sempat tertunda akibat pandemi Covid-19 selama dua tahun.
“Antusiasme warga sangat tinggi. Karena telah tertunda dari tahun 2020. Dengan adanya acara ini, mereka yang awalnya sibuk bekerja akhirnya bisa meluangkan waktu dan dapat menjalin silaturahmi lebih baik lagi,” akunya.
Baginya, merti desa ini selain sebagai sedekah bumi, juga sebagai wujud rasa syukur karena pandemi telah melandai.
Salah satu warga RT 4 Nur Indah mengaku senang dengan terlaksananya merti desa ini. Menurutnya, dengan adanya kegiatan seperti ini dapat menampung kreativitas warga Plalangan.
“Bersyukur sekali bisa terlaksana acara ini. Selain itu juga bisa menuangkan kreativitas warga,” katanya. (kap/aro)