31 C
Semarang
Tuesday, 15 April 2025

Kronologi Beredarnya Kabar Hoaks Tanggul Jebol di Tanjung Emas Semarang, Pekerja Lari Ketakutan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Beredarnya informasi terkait tanggul jebol di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas membuat para pekerja berhamburan lari tunggang langgang keluar lokasi meninggalkan tempat kerjanya, Kamis (2/6) sekitar pukul 11.30. Padahal, informasi tersebut tidak benar alias hoaks.

“Tadi dapat kabar sebelum dzuhur, airnya mengalir. Saya langsung mengamankan sepeda motor karena takut kalau kejadian yang kemarin terulang kembali,” kata Wawan, karyawan PT Glory Industrial kepada RADARSEMARANG.COM Kamis (2/6) kemarin.

Karyawan lain dari PT Lucky Textile Semarang, Dani, juga mengaku belum tahu pasti benar tidaknya kabar yang ia terima tersebut. “Saya belum tahu, orang-orang panik dan khawatir kalau kejadian tanggul jebol terulang kembali,” ujarnya.

Siska juga berlarian bersama teman-teman pekerja lainnya. “Banyak tadi yang lari ketakutan langsung keluar lokasi dan mengeluarkan motornya,” kata Siska, perempuan yang bekerja di salah satu perusahaan di dalam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang ini.

Ibnu Fiqri/RADARSEMARANG.COM

Tak hanya kendaraan, mobil dan kendaraan truk juga ada yang langsung dibawa di tempat aman, di luar kawasan pelabuhan. Sedangkan para pekerja, langsung pulang ke rumah masing-masing.

Menurutnya, para pekerja yang berhamburan keluar meninggalkan lokasi lantaran masih merasa trauma dengan kejadian tanggul jebol Senin (23/5) lalu. Diketahui, tanggul yang jebol tersebut berada di belakang kawasan Lamicitra, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

“Saya sendiri masih trauma. Banyak kendaraan yang tertinggal, terendam termasuk motor saya. Baru bisa diambil tiga hari kemudian. Terus tak bawa ke bengkel, habis hampir Rp 1 juta,” jelasnya.

Ketika dirinya mendapatkan informasi tersebut sedang beraktivitas di luar perusahaan. Namun, tiba-tiba banyak pekerja yang mengendarai sepeda motor menuju keluar kawasan pelabuhan setelah mendapat kabar adanya tanggul jebol.

“Katanya tanggulnya jebol lagi. Entah itu benar apa tidak, tapi para pekerja keluar semua. Ya saya putar balik. Daripada kenapa-kenapa, ya ikut lari saja ke tempat aman,” ujarnya.

Pekerja lainnya, Devi juga mengakui masih trauma dengan banjir rob akibat tanggul jebol. Perempuan yang bekerja di pabrik Kawasan Lamicitra ini juga ikut berlarian menuju ke lokasi aman setelah beredar kabar adanya tanggul jebol. “Motor tak parkir di dekat pintu luar pelabuhan. Ya masih trauma kejadian kemarin,” imbuhnya.

Salah satu pedagang di Kawasan Lamicitra, Tri Wati, menjelaskan, dirinya sudah mengimbau para karyawan agar tidak panik berlebihan. Karena air yang merembes merupakan air rob yang pasang, bukan tanggul yang jebol.

Tri yang merupakan warga RT 5 RW 15 menambahkan para karyawan PT Glory itu panik karena trauma. Mereka langsung mematikan aliran listrik dan berhamburan menyelamatkan motor. “Sudah saya bilang, itu air rob karena laut pasang, bukan tanggul jebol. Saya juga nelayan, sudah hafal kondisi laut,” katanya.

Sementara itu, Satpam kawasan Lamicitra, Teguh menjelaskan, kabar tersebut tidak benar. Tapi sudah membuat geger para pekerja pabrik hingga berhamburan keluar menyelamatkan diri bersama kendaraannya.

“Motor mereka juga baru diperbaiki, jadi masih takut kalau kejadian itu benar dan terendam lagi. Ternyata kan kabar itu tidak benar. Motor para karyawan tadi dipindahi keluar jauh dari Pelabuhan Tanjung Emas. Kami juga memantau supaya aman,” katanya.

Adanya kabar tersebut, Babinsa Kelurahan Tanjung Mas, Pelda Slamet langsung bergegas menuju lokasi Kawasan Lamicitra untuk mengecek kondisi tanggul jebol yang sudah diperbaiki sementara. Ternyata kabar tersebut tidak benar. Dia memastikan kondisi tanggul masih aman.

“Memang tadi ada kabar adanya tanggul jebol lagi. Tapi setelah kami lakukan pengecekan, tanggul satu dan tanggul dua yang berada di belakang Metec, Kawasan Lamicitra aman,” katanya.

Diakuinya, kabar hoaks tanggul jebol tersebut mengakibatkan para karyawan pabrik di dalam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang panik. Mereka berhamburan lari keluar kawasan untuk menyelamatkan diri. “Sepeda motor, kendaran truk juga ikut dikeluarkan. Kami juga masih standby di dalam untuk mengantisipasi adanya kabar-kabar hoaks itu,” katanya.

Slamet mengakui, di lokasi tersebut masih terdapat air yang menggenang. Diduga dari rembesan tumpukan karung berisi pasir untuk tanggul sementara. Kondisi genangan air tersebut tidak tinggi, hanya kisaran 1 sampai 3 sentimeter.

“Itu kemungkinan hanya rembesan. Memang kondisi rob saat ini lagi tinggi-tingginya. Tapi untuk tanggul masih aman. Pihak BBWS juga masih mengerjakan tanggul dengan geobox dengan ketinggian 2,8 meter dan panjang enam meter,” katanya.

Selain itu, akan ada pengerjaan pengecoran di sekitar tanggul yang masih merembes dengan target 14 hari. “Karena ada rembesan, pompa juga imbang. Pas pengerjaan, pompa akan dihidupkan terus,” ujar Ahmad salah satu pekerja proyek.

Kepala Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Anton Martin menambahkan, adanya kabar tersebut membuat para pekerja Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) berhamburan keluar meninggalkan tempat kerjanya. Bahkan, aktivitas bongkar muat kontainer sempat terhenti 2 sampai 3 jam. “Tadi itu kejadian sekitar jam 11.30. Saya diinformasikan anggota, pekerja berlarian meninggalkan pekerjaannya. Terus saya sampaikan untuk stay position untuk menjaga aset,” katanya.

Mendapat kabar tersebut, pihaknya langsung melakukan pengecekan dari kamera CCTV di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas. Ternyata, tanggul kondisi sekitar Kawasan Lamicitra masih aman dan tidak ada yang jebol.

“Hampir dua jam kosong, tidak ada pekerjaan. Pekerja pada meninggalkan lokasi. Sekarang sudah kerja lagi. Atas kejadian ini, kami juga berharap supaya tidak ada lagi kapal yang takut bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas,” imbuhnya. (mha/fgr/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya