RADARSEMARANG.COM, Semarang – Lapas Kelas I Semarang mempunyai cara untuk memperingatinya Hari Lahir Pancasila. Mereka menggelar teatrikal drama kolosal Babad Diponegoro. Kisah kehidupan Pangeran Diponegoro sejak lahir hingga menjadi pejuang dalam melawan penjajah kolonial Belanda dengan perang gerilya.
Petugas lapas dan narapidana sangat antusias. Mereka totalitas dalam drama. Dengan mengenakan pakaian adat jawa. Seperti blangkon, dan beskap. Dilengkapi pula dengan atribut bendera, tombak, hingga keris.
“Kami mengemas sejarah dengan cara yang unik agar menstimulasi rasa cinta para narapidana terhadap sejarah dan pahlawan,” kata Kalapas Semarang Tri Saptono Sambudji.
Ia menambahkan, kegiatan sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya bangsa sekaligus menanamkan nilai-nilai Pancasila. Tujuannya menjalankan lima tata nilai, mengamalkan, mengamankan Pancasila, menghormati lembaga negara, memaknai lahirnya Pancasila dan menjaga persatuan dan kesatuan. “Warga binaan kami punya semangat juang yang tinggi untuk memperbaiki dirinya dari keterpurukan,” tambahnya.
Salah satu narapidana Joko mengaku senang bisa terlibat memerankan tokoh Pangeran Diponegoro. Ia mendalami peran tokoh Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajah. “Ibaratnya saya harus menabuh genderang perang melawan narkoba yang telah merenggut masa depan kami,” akunya. (ifa/fth)
