RADARSEMARANG.COM, Semarang – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis potensi banjir rob di Jateng pada periode Senin (30/5) sampai Selasa (7/6) mendatang. Karena itu, warga diminta waspada. Selain itu pihak perusahaan harus memantau tanggul yang rawan jebol.
Menurut informasi yang dihimpun dari BMKG, akan ada gelombang tinggi di pesisir Jateng dan wilayah lain karena saat ini bulan baru. Biasanya pasang itu terjadi pada bulan baru dan purnama. Namun saat ini bersamaan dengan peristiwa Perigee (jarak bumi dan bulan posisi terdekat). Kondisi ini diperparah dengan kondisi gelombang yang masuk kategori sedang ditambah kecepatan angin berkisar 15-20 knot.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengingatkan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir untuk meningkatkan kewaspadaannya. Jika rob terjadi, warga harus sigap langsung mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
“Prediksi BMKG memang masih ada air pasang tinggi. Saya harap masyarakat lebih waspada kalau perlu mengungsi ke rumah saudara,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM Selasa (31/5).
Perusahaan yang memiliki tembok berbatasan dengan laut harus ikut memantau. Jika memang ada retakan ataupun kondisinya mengkhawatirkan, bisa diantisipasi agar hal yang sama tidak terjadi seperti awal pekan lalu.
“Perusahaan harus rajin melakukan pengecekan kalau punya talut dan pagar yang berbatasan dengan laut pasang. Mumpung pasang rob tidak tinggi ya diperkuat, supaya tidak lagi terjadi bencana seperti tanggal 23, 24, dan 25 kemarin,” jelasnya.
Hendi menjelaskan, penanganan jangka pendek berupa pembangunan tanggul ataupun sabuk pantai akan segera dilakukan. Namun dalam jangka panjang harus dipikirkan terkait penurunan muka tanah dan sosialisais pengambilan air tanah di kawasan pesisir. “Perusahaan ataupun masyarakat harusnya sudah beralih ke PDAM. Ini yang akan kami sosialisasikan,” tuturnya.
Disinggung kerugian pada sektor ekonimi pasca rob pekan lalu, Hendi menjelaskan jika belum ada laporan resmi yang masuk kepada dirinya. Namun dipastikan kerugiannya sangat besar, apalagi ada 18 perusahaan yang terdampak dan berorientasi eskpor.
“Belum lagi ada 13 ribu pekerja yang terdampak, tiga hari tidak bekerja karena banjir rob. Praktis ekspor terhenti. Itu kalau dihitung, saya kira jumlahnya sangat besar. Tapi saya belum mendapat laporan itu,” jelas Hendi.
Akbiat rob tersebut, berpengaruh kepada tingkat kunjungan ke Kota Semarang yang berkurang. Bahkan ada wisatawan yang membatalkan kunjungan ke Semarang karena banjir rob pekan lalu. “Kemarin memang heboh karena semua memposting di sosial media. Dikira Semarang tenggelam. Padahal ini tidak menerjang seluruh Semarang,” keluhnya.
Disebutkan Hendi, pihak Pelindo akan melakukan penguatan tanggul sementara yang telah diperbaiki untuk antisipasi banjir rob yang diprediksi masih terjadi hingga 7 Juni mendatang. Penguatan tanggul di kawasan Lamicitra sepanjang 500 meter. Pada bencana rob beberapa hari yang lalu, tanggul tersebut jebol sepanjang 25 meter dan 10 meter. “Kmi berkomunikasi dengan kementerian PUPR apakah mungkin tanggul laut bisa sepanjang utara tanggul yang dibangun,” jelasnya. (den/ida)