RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC TMP) Tanjung Emas mencatat ada 713 kontainer yang terdampak akibat banjir rob di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Sedangkan total kerugian mencapai sekitar Rp 600 miliar.
Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Emas Anton Martin mengatakan, pihaknya terus melakukan pengecekan kontainer yang terdampak banjir rob sejak Senin (23/5) lalu. Sampai Senin (30/5), jumlah yang terdampak tercatat ada 713 kontainer.
“Diketahui dari 713 kontainer terdampak banjir rob sekitar 497 kontainer, atau 80 persen di antaranya telah diajukan dokumen kepabeanannya pada KPPBC TMP Tanjung Emas, dengan total nilai barang USD 40.898.744. Terdiri atas 304 kontainer impor senilai USD 32.084.220 dan 96 kontainer ekspor senilai USD 8.814.524,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM, Senin (30/5).
Jika dirupiahkan, total kerugian tersebut mencapai di atas setengah triliun rupiah. “Kalau dikalikan Rp 15 ribu, ya sekitar Rp 600 miliar. Data nilai barang baru 80 persen, 20 persen belum dicek dan kita tunggu. Mungkin karena masih dicek lebih lanjut. Karena untuk memastikan rusak atau tidak harus dibuka,” katanya.
Ia mengatakan, sebagian besar barang impor yang terdampak adalah komoditi bahan baku yang digunakan untuk industri makanan, yakni kedelai, termasuk kacang tanah dan pakan ternak. Sedangkan barang ekspor yang terdampak adalah komoditi furniture, kayu semi olahan, garmen, aksesoris, sepatu, alas kaki, daging ikan dan pangan olahan.
“Ekspor kita sebagian besar ke Eropa sama Amerika. Kalau impor kebanyakan dari Tiongkok sama negara-negara ASEAN,” jelasnya.
Adanya musibah ini, pihaknya bekerja sama dengan PT Pelindo untuk memberi kesempatan kepada pelaku bisnis untuk melakukan pemeriksaan dan evakuasi barangnya secara mandiri untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
“Yang pasti kita bersama Pelindo membuat kebijakan bersama bahwa kita membuka kesempatan bagi pelaku usaha, khususnya importir untuk memeriksa barangnya kembali. Kalau bisa, mereka melakukan pemuatan ulang. Itu untuk perusahaan yang proaktif, supaya mengajukan ke Pelindo dan Bea Cukai untuk proses lebih lanjutnya,” katanya.
Sementara itu, sejumlah perusahaan di kawasan industri Lamicitra Pelabuhan Tanjung Emas kembali beraktivitas pasca banjir rob. Aktivitas diawali dengan kerja bakti, Senin (30/5) kemarin.
Petugas kebersihan kantor Bea Cukai di Kawasan Lamicitra Agus Iswanto menjelaskan, terdapat sembilan perusahaan di kawasan Lamicitra yang terkena dampak banjir rob. Yakni, PT Victory Apparel, PT Applicad, PT Lucky Textile, PT Corrina, PT Fujimatex, PT Grand Best Indonesia, PT Glory Industrial, PT Norwest Pinacle, dan PT Kin Yip.
Kemarin, karyawan di beberapa perusahaan tersebut sudah mulai masuk, seperti PT Grand Best Indonesia, PT Corrina, PT Kin Yip, dan Glory Industrial. “Tapi, rata-rata hanya kerja bakti, Mas,” katanya.
Untuk menunju pabrik, para karyawan harus berjalan kaki sekitar 600 meter hingga satu kilometer. Karena kawasan tersebut masih tergenang rob setinggi 30 hingga 50 sentimeter.
Salah satu karyawati PT Grand Best Indonesia Mira Novilia menjelaskan, pada Senin (30/5) pukul 07.00 kemarin, dirinya mulai berangkat kerja. Sekitar 20 menit, ia berjalan kaki dari Lamicitra menuju pabrik.
“Tadi sampai pabrik pukul 07.30, kemudian brefing hingga pukul 09.00. Banjir rob sudah surut. Memang akses menuju pabrik masih ada genangan, dengan ketinggian air 20 hingga 30 sentimeter,” katanya.
Diceritakan, sampai di pabrik, para karyawan melakukan kerja bakti. Di dalam pabrik, kata dia, listrik dipadamkan. Karena takut korsleting. “Saya tidak tahu mesin di pabrik berkarat atau tidak, karena listrik dipadamkan dan belum bisa dicek,” jelasnya.
Salah satu karyawati PT Corrina, Indah, menjelaskan, ketika banjir rob, ketinggian di sekitar PT Corrina mencapai 1,5 meter. “Sekarang sekitar 50 sentimeter, tetapi ini tertinggi di kawasan Lamicitra dibandingkan perusahaan lainnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, total karyawan yang berangkat kemarin sebanyak 700 orang. Mereka menumpang truk kontainer karena banyak motor yang masih diperbaiki di bengkel. “Ada juga yang terpaksa jalan kaki hingga satu kilometer,” katanya didampingi temannya, Nur.
Dikatakan, di kawasan pabrik masih tergenang rob setinggi 10 sentimeter. “Hari ini (kemarin) bersih-bersih saja, karena ada lumpur dan genangan,” ujar supervisor PT Corrina ini.
Staf BBWS Ciliwung Cisadane Baidun menjelaskan, banjir rob di kawasan Lamicitra sudah menurun hingga tinggal 30 sentimeter. Pihaknya sejak Kamis (26/5) lalu diberbantukan dengan mengerahkan 10 pompa untuk menyedot genangan rob. “Penutupan tanggul sudah semua, tinggal penyedotan saja,” katanya. (mha/fgr/aro)