RADARSEMARANG.COM, Semarang – Banjir rob di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang mulai mengering. Namun, kejadian tersebut menyisakan kerugian besar bagi perusahaan terdampak banjir. Kurang lebih ada sekitar 300 eksportir yang mengalami kerugian.
Kerugian itu di antaranya, karena barang-barang di dalam peti kemas atau kontainer ikut terendam banjir rob. Sedangkan jumlah kontainer yang terdampak banjir rob sejauh ini yang terdata mendekati angka 1.000 kontainer.
Kepala Bea Cukai Tanjung Emas Semarang Anton Martin mengungkapkan, data bertambah dinamis, masih terus dicek oleh Pelindo. Update kontainer terdampak terakhir, sebanyak 601 kontainer impor, 141 kontainer ekspor, dan 1 kontainer transshipment. “Jadi total sebesar 743 container,” kata Anton Martin saat dihubungi RADARSEMARANG.COM Minggu (29/5) kemarin.
Anton menjelaskan, akibat banjir di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, terdapat lebih dari 300 perusahaan ekspor. Meski demikian, pihaknya belum bersedia membeberkan secara detail jumlah kerugian ini. “Kalau jumlah kerugian saya no comment. Satu kontainer saja bisa miliaran lebih nilainya. Ya tergantung barangnya. Mahal juga. Kalau dikira-kira ya cukup besar,” ujarnya.
Terkait data kerugian, pihaknya memang belum mendata. Karena sebagian besar kontainer belum di submit dokumen kepabeannannya. Saat ini, kontainer tersebut baru diangkat. “Tapi saya terus berusaha mempercepat proses kontainer yang terdampak. Hasilnya memang rusak semua,” sambungnya.
Pihaknya juga mengakui, sekarang ini hampir sudah tidak ada genangan air. Namun saat terjadi banjir rob, pihaknya sempat mengalami kendala dalam melakukan evakuasi. Karena masih fokus terhadap keselamatan pegawai termasuk aset.
Menurutnya, satu hari pasca kejadian banjir, masih tetap membuka layanan untuk keluar masuk kontainer. Alasannya, supaya pihak importir yang dapat jalur hijau segera mengeluarkan barangnya untuk memudahkan barang-barang ekspor bisa masuk.
“Itu dilakukan sampai malam. Ya memang butuh sopir truk yang agak nekat supaya bisa masuk. Hari ini (Minggu, red) saya monitor tadi pagi sudah kering kerontang dan sudah terkendali,” bebernya.
Mulai Senin ini (30/5) aktivitas pelabuhan sudah lancar lagi. Jika para eksportir ingin melakukan cek barangnya, sudah bisa. Misal ada yang mau klaim asuransi. “Tapi itu haknya mereka. Mereka yang harus pro aktif. Kami sih standby,” jelasnya.
Dalam pantauan RADARSEMARANG.COM, genangan air di dalam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sudah surut. Bahkan jalanan mulai kering. Meski masih terdapat genangan hanya di beberapa titik. Misalnya, depan kawasan Lamicitra, termasuk akses menuju kawasan. Namun sudah aman dilintasi kendaraan dan pejalan kaki.
Menurut salah satu pekerja, Anang mengatakan, belum ada aktivitas normal di dalam perusahaannya. Hingga saat ini masih melakukan bersih-bersih tempat kerja. “Ya paling hanya absen masuk, ikut bersih-bersih. Aktivitas belum normal sepenuhnya,” katanya. (mha/ida)