31 C
Semarang
Sunday, 13 April 2025

Ratusan Motor Karyawan Pabrik yang Terendam Banjir Rob Tanjung Emas Semarang Dievakusai

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Banjir rob di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang mulai surut, Kamis (26/5). Tinggi genangan rob kisaran 20 sentimeter. Hal ini setelah dua tanggul jebol di kawasan industri Lamicitra berhasil ditutup dengan karung pasir dan diperkuat dengan trucukan bambu.

Untuk membendung kedua tanggul tersebut, kemarin dikerahkan sedikitnya 150 anggota TNI dan Polri. Selain itu, juga petugas BBWS Pemali Juana, Basarnas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan masyarakat setempat.

“Kalau ditotal sekitar 250 orang, kita bersama-sama menangani jebolnya tanggul,” kata Danlanal Semarang Kolonel Marinir Haryono kepada RADARSEMARANG.COM.

Dikatakan, dua titik tanggul yang jebol, yakni tanggul di kawasan industri Lamicitra sepanjang 20 meter, sudah 60 persen tertutup. Demikian pula tanggul jebol di belakang pabrik Fujimatex sepanjang 10 meter. “Sementara ini, air laut sudah tertahan,” ujarnya.

Kendati demikian, penambalan tanggul tidak bisa diandalkan. Pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin hingga 80 persen. Sehingga air laut tidak bisa masuk. “Yang menggenang, kita koordinasi dengan Pelindo dan PUPR untuk menyedot yang ada di darat, nanti kita maksimalkan pengiriman sandbag (karung pasir) lewat jalur darat,” katanya.

Diakui, saat ini pengiriman sandbag masih dilangsir melalui jalur laut. “Itu membutuhkan waktu lama,” katanya.

Kepala BBWS Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi menjelaskan, ketinggian sandbag yang sudah dipasang sekitar dua meter. “Kalau tanggul di Ujung Seng, Bandarharjo sudah baik. Kalau di Fujimitex lagi pengisian sadbag. Targetnya hari ini (kemarin) sebelum jam 2 (pukul 14.00) dapat tertutup,” ujarnya.

Adek menambahkan, sesuai arahan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang meninjau lokasi tanggul jebol Rabu (25/5) petang, pihaknya diminta menutup semua tanggul yang jebol maksimal Kamis kemarin. “Setelah tanggul ditutup, pompa dijalankan,” katanya.

Pihaknya kemarin juga mulai fokus pada pompa di pelabuhan. Ada bantuan pinjaman pompa dari BBWS Cericis Jakarta, BBWS Bengawan Solo, BBWS Serayu Opak, dan BBWS Pemali Juana. “Ada 15 unit mobile pomp,” ujarnya.

Ia mengakui, terdapat kendala, yakni akses di kawasan industri yang masih dilanda rob tinggi, sehingga pihaknya berkoordinasi dengan Pelindo. Dari 30 pompa yang ada di kawasan pelabuhan, baru enam yang bisa diaktifkan. “Enam sudah jalan. Begitu surut sedikit, kita menerobos ke dalam (kawasan industri). Pompa kita berkapasitas 4.500 liter per detik,” katanya.

Setelah dipompa, pihaknya memikirkan penanganan tanggul secara permanen, yakni membuat geobox. Ini berfungsi untuk memproteksi dinding-dinding tanggul yang retak. “Informasi dari Pelindo kemarin ada dinding yang retak, kita akan tangani semua,” tandasnya.

Masih tingginya rob di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, membuat pabrik dan perkantoran belum ada aktivitas.”Di dalam belum ada aktivitas. Saya libur sampai seminggu. Nanti kalau dalam seminggu air rob masih tinggi, ya libur lagi,” kata Andre, pegawai Pelindo.

Banjir rob ini juga berdampak terhadap para sopir truk kontainer yang keluar masuk Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Salah satunya Slamet, sopir truk kontainer asal Cirebon.  “Ini saya sudah empat hari di pelabuhan. Terjebak gak bisa pulang, truk masih di dalam. Mau saya bawa keluar takut macet,” ucapnya.

Selama empat hari di Semarang, kata Slamet, ia harus mengeluarkan uang tambahan yang ditanggung pihak perusahaan. “Selama tiga hari ini, saya sudah mengeluarkan uang Rp 300 ribu buat makan dan lainnya,” akunya.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar yang kemarin terjun ke lokasi tanggul jebol mengatakan, sampai pukul 12.00 kemarin, perbaikan tanggul jebol sudah hampir 85-90 persen. “Kita akan membenahi kembali besok (hari ini), karena faktor cuaca dan ketersediaan karung pasir sudah habis,” katanya.

Banjir rob ini juga menyita perhatian para relawan di Jawa Tengah. Mereka berbondong-bondong datang dari penjuru daerah ke Kota Semarang untuk ikut melakukan kegiatan kemanusiaan.

“Ada 200 orang dari Sarda Jateng. Ini gabungan SAR di Jateng. Ada SAR Temanggung, Banjarnegara, Salatiga, Surakarta, Brebes, dan Tegal. Sudah empat hari. Rencana mau pulang, karena sudah terkondisikan,” kata pria yang akrab disapa Mbah Tik.

Sementara itu, aktivitas pelayaran di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang telah berlangsung selama dua hari ini. Sudah ada dua kapal penumpang yang sandar dan keluar, Kamis (26/5).

“Tadi ada kapal penumpang datang dari Pontianak, Kapal Ferry Dharma Lautan 2. Manivestnya 281 penumpang, dan 29 kendaraan. Sedangkan yang keluar  Kapal Kirana 1. Sebenarnya ada lagi yang mau keluar, tapi ditunda, karena faktor cuaca. Kapal Dharma Fery 2 ditunda besok (hari ini),” kata salah satu pekerja di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Muchlasin.

Para penumpang kapal yang turun juga telah dievakuasi. Mereka naik perahu nelayan dan turun di Pos 1, Bandarharjo Semarang Utara. Ada juga yang menumpang truk trailer di kawasan pelabuhan.

Kemarin, sedikitnya 150 penumpang kapal sempat telantar. Sebab, pihak pelabuhan tidak menyediakan angkutan untuk melangsir ke daratan. Selain itu, di Terminal Pelabuhan Tanjung Emas juga lengang. Listrik padam dan tidak ada yang berjaga.

Salah satu penumpang asal Purworejo, Muhtar, menjelaskan, dirinya bersama 150 penumpang lainnya turun dari  Kapal Ferry Dharma Lautan 2 dari Ketapang, Kalimantan Barat.  Tiba di Terminal Pelabuhan Tanjung Emas,  ia mengaku tidak ada petugas sama sekali. Ia kemudian diarahkan naik perahu nelayan.  “Kita tadi turun pukul 12.30, dan baru dapat perahu empat jam kemudian,” katanya.

Ia mengaku mendapatkan solusi setelah telepon 112. Ia disambungkan ke polres dan diminta agar turun di daerah yang memungkinkan. “Ya sudah menunggu dulu ini,” katanya.

Evakuasi sepeda motor milik karyawan pabrik di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang terendam rob dilakukan dengan truk trailer. (M HARIYANTO/RADARSEMARANG.COM)

Di sisi lain, upaya mengevakuasi ribuan sepeda motor milik karyawan pabrik di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas terus dilakukan. Salah satunya oleh relawan Jasa Angkutan Ngalian Community (JANCO). Mereka menyediakan jasa mengangkut sepeda motor yang terendam rob secara gratis sejak Senin lalu. Sebab, diperkirakan ada 10 ribu sepeda motor yang terendam rob. Dari pelabuhan, sepeda motor dinaikkan truk trailer. Sekali angkut sekitar 8-10 unit motor.

Wakil Ketua JANCO Agus Purwanto mengatakan, aksinya ini diniatkan semata-mata untuk membantu karyawan yang sepeda motornya masih terjebak rob. Pengantaran pun dilakukan sesuai dengan permintaan. Ada yang ke bengkel, ada juga yang ke rumah. Sekali angkut ia bisa membawa empat sampai lima sepeda motor.

“Tentunya tidak tega melihat saudara-saudara kita terkena musibah. Bentuk bantuan yang bisa kami lakukan dengan membantu mengangkut sepeda motor mereka. Kami tidak memungut biaya sepeser pun,” jelasnya saat ditemui RADARSEMARANG.COM.

Banyaknya motor mogok ini membawa berkah bagi para pemilik bengkel motor. Setidaknya ada enam bengkel di kawasan Jalan Ronggowarsito, yang menjadi akses menuju pelabuhan. Selain itu, ada pula posko servis motor secara gratis. Salah satunya dari Astra Motor Center Semarang yang mendirikan bengkel darurat untuk membantu masyarakat korban rob.

Pavita Wahyuni Tandiharjo, Corporate Communication Astra Honda Center Semarang mengatakan, didirikannya bengkel ini karena lokasinya dekat dengan pelabuhan yang menjadi titik utama rob. “Mayoritas yang terendam milik karyawan, jadi kita dirikan di sini karena tidak terlalu jauh dari pelabuhan ataupun rumah warga,” jelasnya.  Hingga saat ini, pihaknya sudah melayani ratusan sepeda motor.

Menurut Yayan Cahyana, Workshop Head Astra Motor Center Semarang, rata-rata kerusakan kendaraan jenis berat. Yakni, persoalan kelistrikan, seperti accu, socket, filter udara, dan busi. “Ada juga yang tangki BBM-nya kemasukan air, sehingga harus dikuras. Selain itu, karena kena rob, kabel body banyak yang putus, ini menjadi penyebab mogok,” jelasnya.

Adapun bantuan servis gratis ini hanya untuk biaya jasa saja. Sedangkan untuk penggantian oli, busi, dan sparepart lainnya dikenakan biaya.

Salah satu pemilik bengkel Mashadi menuturkan, pihaknya sampai kewalahan hingga harus menolak permintaan servis. Di depan bengkelnya, ia pasang tulisan “Maaf untuk sementara waktu tidak menerima pasien baru sudah penuh tak ada tempat parkir”. “Mau gimana lagi, sebenarnya kasihan, tapi kami tidak sanggup lagi,” katanya.

Ia menjelaskan, rata-rata sepeda motor yang dikerjakan merupakan kendaraan milik karyawan pabrik garmen di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Sudah ada sekitar 150 kendaraan yang servis di tempatnya.  Adapun besaran biaya servis sepeda motor yang terendam rob ini mulai Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu tergantung kerusakannya. (mha/fgr/kap/ifa/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya