28 C
Semarang
Thursday, 10 April 2025

Bakal Jadi Sentra Kuliner, 30 Lapak PKL Kariadi Dibongkar

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Aparat Satpol PP Kota Semarang merobohkan 30 lapak pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Dr Kariadi, Senin (9/5) kemarin. Penertiban ini berlangsung damai.

Tidak ada keributan antara petugas dan para pedagang. Sebelumnya, pemilik lapak sudah mendapatkan pemberitahuan dan sosialisasi. Sebagian pedagang sudah mengangkut barang dagangannya sejak 7 hingga 8 Mei lalu. Yang tertinggal di lokasi hanya kursi dan sejumlah barang berat lainnya.

Pembersihan dilakukan petugas dengan alat berat ekskavator. Petugas Satpol PP membantu pedagang yang belum selesai membongkar lapak. Mereka membantu mengangkat meja, gerobak, dan alat pendingin minuman. Anggota polisi khusus kereta api juga ikut membantu pembongkaran lapak ini. Sebab, lahan yang ditempati para PKL ini merupakan aset PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan, penertiban lapak PKL ini sudah direncanakan lama. Ada program sentra kuliner yang digagas Pemerintah Kota Semarang dan PT KAI Daop 4 Semarang.

“Hari ini (kemarin) kita merobohkan 30 lapak PKL di sisi kanan Jalan Kariadi. Kebetulan ini tanahnya KAI. Lapak pedagang ada yang berdiri di tanah KAI dan pemkot serta di atas saluran air. Ke depan akan dibuat kawasan kuliner. Bisa juga untuk pelebaran jalan atau area pedestrian,” jelasnya.

Selain dibuat kawasan kuliner, lapak yang berdiri di atas saluran irigasi juga mengganggu. Ia berharap pembersihan ini menjadikan saluran air tidak terhambat, dan arus lalu lintas juga lancar. “Selama ini ruas jalan di sini sempit dan selalu macet. Semoga setelah ini menjadi lancar,” harapnya.

Senior Manager Penjagaan Aset PT KAI Daop 4 Semarang Arif mengatakan, sesuai peraturan daerah Kota Semarang dilarang mendirikan bangunan di atas saluran air. Maka pihaknya bersama Satpol PP menertibkan lapak pedagang. “Sebagai gantinya, ada tempat relokasi yang jadi sentra kuliner di rumah dinas PT KAI di Jalan Kedungjati Nomor 22. Nanti di sana para pedagang ada perjanjian kerja sama sewa-menyewa,” ujarnya.

Wakil Ketua Paguyuban Pedagang Budiyanto mengaku, tidak mempermasalahkan pembersihan lapak ini. Pihaknya telah melakukan diskusi bersama pedagang dan petugas. Meski sempat ada pro dan kontra, namun akhirnya menemukan titik terang.

“Kami menyadari program ini kan bagus. Daripada kita melawan dan hanya diberi tali asih serta tidak dapat tempat jualan, kita sepakat relokasi aja. Karena kita sadar, sejak pertama kali berdiri, punya anak dan cucu ya dari tempat ini. Maka kita setuju direlokasi, toh biaya sewanya juga murah,” katanya.

Oktavia, salah satu pedagang mengaku, sebelumnya sudah mengetahui rencana pembongkaran tersebut. Ia sudah 34 tahun berjualan di tempat tersebut.  “Dari dulu ibu saya berdagang di sini mbak. Kemarin, sudah ada pemberitahuan dari paguyuban, kami akan direlokasi di sentra kuliner rumah dinas milik KAI. Tapi, saya belum tahu mau pindah ke sana atau tidak,” akunya. (cr4/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya