RADARSEMARANG.COM, Semarang – Menjelang lebaran yang jatuh pada Senin (2/5), penjual selongsong ketupat makin menjamur. Salah satunya di Pasar Karangayu Semarang.
Mereka yang berjualan merupakan pedagang dadakan yang ‘mremo’. Tidak berlapak, lokasi tempat mereka jualan di trotoar pinggir jalan Pasar Karangayu.
Seperti Rohyatun ini. Biasanya, ia jualan pisang, namun kali ini ikutan mremo menjual selongsong ketupat.”Ya sudah jadi rutinitas setiap tahun kalau mau lebaran Idul Fitri dan Idul Adha,” katanya, Minggu (1/5).
Warga Penggaron ini berjualan sejak H-2 atau Sabtu kemarin. Dagangannya laris, ia jualan bersama sang suami. Namun, hari ini dagangannya masih banyak. Padahal sudah siang. Bahkan, ia sampai membanting harga supaya cepat habis.
“Tadi pagi satu ikat Rp 10 ribu, kalau sekarang Rp 5 ribu saja biar bisa cepat pulang,” katanya.
Kendati sudah banting harga, namun jualannya masih ada satu karung. Ia mengaku sedih, bahkan sampai brambangi. “Niat ‘mremo’ malah sepi. Yang beli sedikit, satu atau dua orang. Padahal tahun kemarin H-1 begini lumayan ramai,” tuturnya.
Selongsong ketupat yang ia jual sudah dipaket, satu ikat isi 10 selongsong. Ada yang besar, ada pula yang kecil.
Ia berharap jualannya bisa habis mengingat modal yang sudah dikeluarkan juga banyak. Bahkan ia juga meminta bantuan anak dan cucu untuk membuat selongsong ketupat.
Berbeda dengan Sri, jualan ketupat matangnya laris manis. Tak sia-sia ia datang sejak jam 03.00 pagi. Meski hingga siang hari belum habis, namun ia cukup puas dengan hasil mremonya.
Satu ikat ketupat matang ia jual seharga Rp 15 ribu. Isinya 5 ketupat. Jadi, satu ketupat harganya Rp 3 ribu, sama dengan harga lepet, dan lontong.
Soal omset, ia tak mau menyebutkan. Yang pasti ia membawa ratusan bungkus dan kini tinggal sedikit. (ifa/bas)