25 C
Semarang
Thursday, 19 December 2024

Taman Singosari Semarang Bakal Jadi Simpang Lima Kedua

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Pemerintah Kota Semarang akan membangun Simpang Lima kedua di Taman Singosari. Saat ini, pembuatan detail engineering design (DED) sedang dirancang, dan pembangunan akan dilakukan pada 2023 mendatang.

Setelah membangun Jalan Sriwijaya Baru, berikutnya Pemkot Semarang akan menyulap Taman Singosari di ujung jalan baru tersebut menjadi Simpang Lima kedua. Harapannya, kawasan di depan Resto de Luis itu bisa memecah keramaian Simpang Lima saat ini, serta mempercepat perputaran ekonomi.

“Saat ini sudah berjalan, DED sedang on proses dibuat,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, kemarin.

Hendi –sapaan akrab wali kota menerangkan, pembangunan Simpang Lima kedua ini akan dilakukan tahun ini dan tahun depan. Pada tahun ini, lanjut dia, saluran yang ada di depan Wonderia akan ditutup dan dilakukan penataan.

“Baru di tahun 2023 nanti akan dilakukan pelebaran taman. Kita percantik dengan penambahan ornamen. Tahun ini, kita akan tutup saluran di depan Wonderia,” jelasnya.

Terkait rencana pembuatan Simpang Lima kedua ini, Hendi menekankan tidak akan ada pembebasan lahan. Tidak seperti pembangunan Jalan Sriwijaya Baru yang dilakukan pembebasan lahan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU).

“Kalau pembangunan Simpang Lima kedua ini tidak ada pembebasan lahan. Kita akan lebarkan Taman Singosari, lalu menutup saluran di depan Wonderia,” katanya.

Beberapa waktu lalu, Kepala DPU Kota Semarang Sih Rianung menjelaskan jika pembangunan Jalan Sriwijaya Baru juga bakal dilanjutkan dengan sistem swakelola. Rencananya, pada 2022 ini, Bundaran Taman Singosari akan dibuat Simpang Lima kedua.

Saat ini, DPU tengah menghitung biaya yang dibutuhkan untuk penyempurnaan kawasan Jalan Sriwijaya dengan sistem swakelola.

“Kami upayakan sedikit demi sedikit dengan swakelola. Yang lelang pengadaan barangnya, tenaga dari DPU. Tahun ini, kami menyempurnakan Simpang Lima kedua di Singosari,”katanya.

Salah satu warga RW 1 Pleburan, Semarang Selatan, Luthfiah Budhi Indriati, 53, mengaku mengetahui rencana pembangunan Simpang Lima kedua di wilayahnya dari radio. Menurutnya, wacana Simpang Lima kedua itu merupakan program lama. Bahkan, pada 20 tahun yang lalu, kawasan tersebut akan dijadikan simpang tujuh. Hal itu dilihat dari Denah Tata Kota.

“Itu kata bapak saya sekitar 20 tahun yang lalu, makanya di bagian depan rumah saya disisakan sekitar dua meter untuk pelebaran jalan,” ujar Iin, sapaan akrabnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Wanita yang menjadi Ketua Gerai Kopi Mi Kelurahan Pleburan ini sangat senang adanya program Simpang Lima kedua tersebut. Karena dapat meramaikan kawasan tersebut, sehingga dapat mendongkrak perekonomian warga. “Alhamdulillah, mau tidak mau kan akan ramai tempat ini,” katanya.

Tidak hanya pelaku UMKM, pemilik home stay atau penginapan diyakini akan ramai dan berkembang. Salah satunya Griya Loka di kampungnya. Dulunya percetakan, kini dialihfungsikan sebagai home stay. “Banyak yang dulu kos-kosan, jadi home stay,” ujar Iin yang tinggal di belakang Griya Loka.

Jika kawasan Simpang Lima kedua itu ramai, lanjut dia, pasti akan muncul pelaku UMKM yang berjualan. Bahkan, akan ada pusat oleh-oleh baru dengan sendirinya. “Mayoritas warga senang. Akan jadi pusat kota secara ekonomi, sehingga kesejahteraan warga meningkat,” kata pengurus PKK Kelurahan Pleburan ini.

Menurut Lurah Pleburan Fathori Adi, sejauh ini pihak kelurahan belum melakukan sosialisasi terkait wacana Simpang Lima kedua kepada warga. Khususnya warga RW 1 dan 2, yang menjadi lokasi Simpang Lima kedua tersebut. Namun warga Pleburan sangat senang jika dijadikan Simpang Lima kedua.

Dikatakan, saat ini penataan Taman Singosari belum selesai. Karena menunggu kelanjutan dari Jalan Sriwijaya Baru. “Yang dijadikan (Simpang Lima kedua) itu kan Taman Singosari RW 1 itu, Mas,” ujarnya.

Diakui, warganya senang setelah mengetahui rencana pembangunan Simpang Lima kedua dari akun Instragram wali kota Semarang. “Ini akan menjadi peluang usaha warga, kos-kosan dan penginapan di sini juga bisa terangkat,” katanya.

Selain itu, di kawasan tersebut nantinya akan dibangun fasilitas jogging track dan taman bermain. “Itu akan memecah kemacetan juga, Mas,” tuturnya.

Perlu Kajian Dampak Lingkungan

Rencana pembangunan Simpang Lima kedua di Taman Singosari dan Jalan Sriwijaya mendapat perhatian dari pakar lingkungan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Apalagi wacana Simpang Lima kedua tersebut akan menutup saluran di depan eks Wonderia, dan tentunya akan mengubah kondisi lingkungan sekitar.

Menurut Doktor Ilmu Lingkungan Undip Prof Sudharto P Hadi MES PhD, Simpang Lima kedua di Jalan Sriwijaya yang akan menjadi pusat keramaian baru diharapkan tidak hanya berfokus pada nuansa komersial saja. Tetapi juga perlu melakukan pemugaran di wilayah Taman Budaya Raden Saleh (TBRS).

“Akan lebih baik jika TBRS ikut direvitalisasi. Sehingga unsur kesenian dan kebudayaan juga ikut tergambar dan dilibatkan. Hal tersebut nantinya akan memberikan kesan humanis,” katanya saat dihubungi RADARSEMARANG.COM.

Selain itu, kata dia, Pemkot Semarang masih perlu melakukan kajian untuk menganalisa dampak lingkungan. Kajian tersebut adalah Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Hal ini dimaksudkan agar pembangunan Simpang Lima kedua tidak berdampak buruk.

“Hal itu harus dilakukan untuk menganalisa dampak lingkungan, di antaranya dampak pada lalu lintas di sana, lalu tentang kegiatan apa saja yang nantinya akan dilakukan,” ujarnya.

Prof Sudharo menjelaskan, pada kajian kelayakan lingkungan perlu dibukanya ruang diskusi yang melibatkan partisipasi stakeholder. Sehingga nantinya keterlibatan masyarakat dan stakeholder mampu memberikan masukan-masukan untuk pengembangan pusat keramaian baru ke depannya.

“Perlu dialog terbuka untuk mendapatkan kritik, saran, dan tanggapan masyarakat dan stakeholder. Agar pembangunan di lingkungan tersebut tidak mencederai berbagai pihak,” tandasnya (fgr/den/cr6/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya