28 C
Semarang
Tuesday, 14 October 2025

Terjemahkan Warak Ngendog dalam Mural Kekinian

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kolegatif Warak yang terdiri dari Pelaku Graffiti dan Street Art, Satrio Sudibyo, Yogahya, Walkink dan Hysteria Artlab mencoba menerjemahkan makna Warak Ngendog yang identik dengan ikon Kota Semarang ke dalam mural kekinian, Selasa (12/4).

Serangkaian project selama sebulan mendatang telah dimulai dari pembuatan mural Warak Ngendog di Kampung Roworejo, Wonolopo, Mijen, Semarang.

Selain membuat mural, proyek ini juga melibatkan belasan seniman lain dari berbagai daerah untuk membuat warak versi mereka sendiri. Kemudian rencananya akan dibukukan dalam bentuk pdf dan dipamerkan secara virtual.

“Kepala warak itu naga atau kambing jawa? atau ia sebenarnya adalah mainan iseng dengan craftmanship yang buruk di awal kemunculannya?” ujar Tim Hysteria Art Lab Adin kepada RADARSEMARANG.COM.

Ia mengakui terdapat perdebatan tafsir atas Warak Ngendog lantaran bagian tubuh tertentu dianggap mewakili etnisitas tertentu. Mainan ini tiba-tiba menyinggung isu etnis yang berpotensi menimbulkan prasangka rasial.

Tidak mau terjebak pada politik identitas para seniman muda ini berkolaborasi. Satrio Sudibyo selaku penggagas mengatakan Project Warak merupakan isu yang digarap pertama Kolegatif. Yakni platform bersama para seniman untuk selalu eksis terutama di Semarang.

“Selain isu warak juga menarik bagi kami, kegiatan ini juga bagian dari membangun semangat kemandirian sesama seniman,” kata Satrio.

Menggunakan bidang tembok berukuran tinggi 10 meter dan lebar 8 meter, Warak Ngendog versi Kolegatif mulai digambar. Para seniman menghabiskan waktu tiga hari ini untuk menyulap tembok tersebut.

“Tahun lalu kami membantu membuat info dan videografis di Kampung Ranting Pelangi, Wonolopo, jadi project ini juga merupakan aktivasi jejaring kampung yang tiap tahun biasanya kami menambah kampung baru,” pungkas Adin. (taf/bas)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya