RADARSEMARANG.COM, Semaran–Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan sosialisasi Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kelurahan Muktiharjo Kidul, Pedurungan, Semarang, Sabtu, 4 April 2022. Kegiatan tersebut merupakan upaya pencegahan stunting dengan memberikan edukasi perbaikan gizi dan konsumsi bagi ibu hamil.

Agenda yang bertajuk kampung keluarga berkualitas itu, dihadiri oleh sejumlah pihak. Di antaranya, Camat Pedurungan, Lurah Muktiharjo, PKK Muktiharjo, tamu undangan, dan masyarakat RW 1 sampai RW 25 Kelurahan Muktiharjo. Secara bersamaan, juga dikukuhkan pengurus DASHAT Muktiharjo oleh Wakil Wali Kota Semarang yang intim disapa Mbak Ita.
Mbak Ita mengatakan, Kota Semarang merupakan metropolitan. Namun masih banyak anak yang menderita stunting. Sehingga perlu adanya perhatian khusus dan upaya pencegahan sejak dini. “Tercatat ada sekitar 3.176 anak yang mengalami stunting,” kata Mbak Ita saat memberikan sambutan.
Ancaman stunting, kata Mbak Ita, tidak hanya dialami oleh masyarakat menengah ke bawah. Namun juga dapat menyerang masyarakat menengah ke atas. Selain asupan nutrisi yang kurang, tak sedikit stunting karena pola asuh yang salah.
Masih menurut Mbak Ita, hal penting yang dilakukan saat ini adalah mencegah stunting sejak dini. Bisa dilakukan sebelum menikah, saat mengikuti program kehamilan, dan fase hamil. “Kualitas sperma dan sel telur itu juga memengaruhi perkembangan anak nanti,” ucap Mbak Ita.
Dalam sosialisasi ini tidak hanya teori semata. Mbak Ita juga mempraktikan secara detail cara membuat menu atau masakan sehat dan bergizi. Tidak hanya untuk penderita stunting, tapi juga bisa di nikmati oleh keluarga manapun. “Ini adalah resep Bu Megawati yang saya sadur dan tulis jadi buku selama enam bulan. Ada menu ibu hamil, komposisi makanan sehat beserta harganya, dan panduan konsumsi sehat untuk keluarga,” tuturnya.
Mbak Ita juga memberikan paket stunting kepada orang tua yang anaknya mengalami kekurangan gizi. Paket antra lain berisi kebutuhan konsumsi anak untuk meingkatkan pertumbuhan dan perkembangan. Seperti kacang hijau, tepung beras, dan agar-agar.
Di tempat yang sama, Camat Pedurungan Eko Yunianto, mengatakan, stunting tidak hanya menyerang masyarakat ekonomilemah. Sebaliknya, penderita stunting banyak juga dijumpai anak-anak pejabat, dokter, hingga PNS. Penyebabnya, karena dititipkan ke ART maupun orang lain. “Karena tidak ada waktu untuk masak, dibelikan makanan junk food. Asupan gizinya kan nggak sesuai,” terangnya.
Di Pedurungan, tercatat ada 42 anak mengalami stunting. Jumlah tersebut tersebar di sepuluh kelurahan. “Hanya ada satu kelurahan yang tidak ada anak yang mengalami stunting,” pungkasnya. Ia meminta semua stakeholder untuk gotong royong mengatasi stunting. (cr3/isk)