RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang, gencar menggelar pelatihan wirausaha hingga tingkat kelurahan. Sasarannya kaum perempuan rentan. Diharapkan pelatihan tersebut dapat meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan maupun perekonomian.
Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Pengarustutamaan Gender, DP3A Kota Semarang, Gatot Prayitno menjelaskan, program tersebut menyasar perempuan rentan yang menjadi single parent, disabilitas, dan orang dengan HIV/AIDS.
“Harapannya mereka bisa berwirausaha di tengah pandemi. Sehingga perekonomian bisa terangkat dengan adanya pelatihan wirausaha yang dilakukan di tingkat keluruahan ini,” katanya Kamis (31/3).
Materi pelatihan untuk meningkatkan hard skill maupun soft skill. Misalnya pembuatan produk ekonomi kreatif, bank sampah, kuliner dan lainnya. Anggaran yang digelontorkan sebesar Rp 50 juta per kelurahan.
Tidak sekadar pelatihan, DP3A juga melakukan pendampingan terkait pola asuh anak yang benar. “Bagaimana caranya menghindari kekerasan dalam rumah tangga, serta menekan angka kematian ibu dan bayi,” terangnya.
Upaya meningkatkan peran perempuan juga diterapkan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Murenbang) tingkat kelurahan. Nama programnya adalah Sang Puan (Musyarah Sayang Perempuan dan Anak). Digunakan untuk memfasilitasi kegiatan perempuan pada tahun 2023.
“Kegiatan Sang Puan di 177 kelurahan saat ini sudah rampung. Sebelumnya para perempuan ini tidak pernah bersuara, peran mereka pun cenderung kecil. Nah, dari Sang Puan ini, mereka kita ajak berembuk, kebutuhannya apa. Jadi usulannya bersifat bottom up,” tuturnya.
Gatot menambahkan, hasil musyawarah Sang Puan mayoritas menghendaki adanya pendampingan dari dinas terkait. Misalnya pemasaran produk usaha, pelatihan digital prenuer dan lain sebagainya.
“Hasil ini mereka sendiri yang pingin. Nah kita tinggal mengarahkannya saja agar bisa tepat sasaran,” tandasnya.
Progam yang sejalan dengan Kementerian P3A juga dilakukan, salah satunya mengembangkan kelurahan ramah perempuan dan peduli anak di Kelurahan Tanjung Mas dan Petompon. DP3A, kata dia, dipandu oleh kementerian agar bisa memiliki kegiatan yang mengarah kepada ramah perempuan dan anak.
“Ada juga relawan yang sudah kita latih untuk memberikan pendampingan. Tujuannya agar bisa menekan angka pernikahan anak dan kematian ibu dan anak,” tuturnya.
Progam yang sudah berjalan ini, akan dievaluasi sebelum diterapkan ke kelurahan lain. Capaian indikator dalam kelurahan ramah perempuan dan peduli anak akan dijadikan tolok ukur.
“Tentu harus ada tolok ukurnya, sebelum diaplikasikan ke kelurahan lainnya,” tegasnya. (bis/den/zal)