30.4 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Pasar Kanjengan Baru Bocor

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sejumlah kios di Pasar Kanjengan Baru bocor. Pedagang yang menempati kios tersebut terpaksa mengangkuti dagangannya kembali.

Pantauan RADARSEMARANG.COM, pedagang di Pasar Kanjengan Baru masih sepi. Hanya terlihat tujuh pedagang. Di antaranya, pedagang gerabah, bumbon, sembako, dan pedagang makanan.

Selain itu, kios di bagian pojok terlihat berantakan. Kondisinya terbuka dan ada beberapa yang tertinggal seperti jeriken dan rak plastik. Sejumlah pedagang memang sudah menambah kiosnya dengan besi dan kawat pengaman.

“Ada tiga kios yang bocor. Dulu pernah ditempati pedagang bumbon. Tapi diangkuti lagi dagangannya,” ujar Ahmad Muslimin, petugas keamanan Pasar Kanjengan Baru.

Ia menambahkan, ada dua pedagang yang terpaksa mengangkut dagangannya kembali. Pedagang bumbon dan pedagang pakaian. Baru beberapa hari berdagang, kios yang ditempati mengalami kebocoran saat hujan.

Pria berusia 40 tahun ini mengatakan, sudah melapor kepada dinas terkait. Namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut. Ia juga mengeluhkan Pasar Kanjengan Baru sering banjir saat hujan.

“Kalau hujan, air masuk ke dalam pasar, jadinya banjir. Kami sudah melapor ke dinas untuk dipasangi kanopi. Tapi sampai sekarang masih belum dipasang,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Pemilik kios Temu Trisno juga mengeluhkan penurunan omzet. Ia terpaksa pindah ke Pasar Kanjengan Baru karena tidak punya pilihan lain. Kondisi pasar yang masih sepi serta hasil undian berada di pojok membuat pengunjung tidak dapat melihat keberadaan kiosnya.

“Yang datang hanya langganan yang sudah tahu kalau saya pindah ke sini. Pembeli yang lain jarang, karena tempatnya nylempit. Nggak kelihatan dari depan,” keluhnya.

Sukatri, pedagang lain mengatakan, terpaksa pindah karena lapaknya yang dulu sudah hangus terbakar. Ia mendapat undian untuk menempati Pasar Kanjengan. Hal ini berpengaruh pada penghasilannya yang menurun drastis. “Pernah sehari nggak ada pembeli. Tapi mau gimana lagi, dapatnya lapak di sini harus disyukuri,” katanya.

Pedagang bumbon Jumilah mengaku, awalnya dirinya berjualan di Pasar Johar Relokasi MAJT Blok F7. Namun sejak Pasar Johar diresmikan Presiden Joko Widodo,  dirinya mulai berjualan di Pasar Kanjengan Baru.

Namun karena sakit, dirinya sempat lama tidak berjualan, dan baru kemarin kembali membuka dasaran. “Di sini memang sepi, Mas. Saya jualan dari jam 09.00 pagi sampai jam 13.00 siang baru dapat Rp 10 ribu. Tadi laku brambang kilo. Ya, disyukuri saja,” katanya.

Tak hanya Pasar Kanjengan Baru yang sepi, lapak darurat yang dibangun untuk pedagang Pasar Johar relokasi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang menjadi korban kebakaran juga masih kosong.

Belum ada satu pedagang pun yang menempati lapak darurat yang dibangun di depan Pasar Kanjengan Baru tersebut. Di lokasi hanya terlihat beberapa meja yang sudah dibawa pedagang. Namun belum ada tanda-tanda pedagang akan berjualan di lapak tersebut.

Salah satu kuli panggul di Pasar Kanjengan Mukrob mengakui, beberapa kali pedagang datang untuk melakukan survei tempat tersebut. Ada yang sudah membawa meja dasaran. “Tapi ada juga yang mengangkut mejanya kembali,” katanya.

Ia menambahkan, pedagang yang membawa mejanya kembali beralasan ingin menunggu pengundian agar bisa ditempatkan di Shopping Center Johar (SCJ).“Katanya tempatnya sempit. Beda sama yang dulu,” ujar Mukrob.

Atha, petugas jaga di Pasar Kanjengan juga mengatakan, kondisi pasar yang masih sepi menjadikan omzet pedagang menurun drastis. Pedagang relokasi MAJT yang menempati lapak sementara juga belum ada yang berjualan.

“Kalau dari dinas bilangnya sebelum lebaran sudah harus pindah. Ini nanti juga mau dipasang rolling door dulu. Karena itu pedagang belum menempati,” ujarnya. (cr4/fgr/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya