26 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Tak Naikkan Harga, Kurangi Isi Bawang Goreng

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang Bahan pokok yang kian hari kian meroket harganya, memaksa para pelaku UMKM Bawang Goreng mengurangi isi. Sebagaimana yang dilakukan 15 produsen bawang goreng di Kampung Cibagor (Cimandiri Bawang Goreng) tepatnya di Cimandiri VIII, RW 2, Kelurahan Mlatiharjo, Kecamatan Semarang Timur.

Salah satu produsen bawang goreng, Sunarti, mengaku produksinya masih stabil. Setiap hari ia dibantu anaknya, Danang Kuncoro, memproduksi 30 kilogram bawang goreng. Yakni 20 kilogram bawang merah goreng, dan 10 kilogram bawang putih goreng.

“Harganya masih sama. Untuk yang satu gelas ukuran 45 gram Rp 5000, untuk plastik kemasan ukuran 70 gram Rp 10 ribu, dan toplesan ukuran 185 gram Rp 25 ribu,” kata Sunarti yang sudah 10 tahun menggeluti usahanya.

Kenaikan harga bahan baku, yakni bawang merah dan bawang putih membuat ia terpaksa mengurangi isi produknya. Per kilogramnya bawang merah dan bawang putih naik Rp 5000. Bawang putih semula Rp 20 ribu, kini jadi Rp 25 ribu. Sedangkan bawang merah Rp 15 ribu, naik jadi Rp 20 ribu. “Itupun saya dapat di agen Benteng,” katanya.

Selain itu, dirinya harus mengantre berjam-jam demi mendapatkan minyak goreng di agen minyak di Jalan Dokter Cipto. “Tiap pagi harus antre dari pagi sampai pukul 11.00 baru dapat minyak. Itupun mahal,” imbuh Danang.

Sunarti memasarkan kepada para pedagang sembako di Gang Baru atau Toko 12, Pasar Pedurungan, dan Benteng. “Kalau harganya lagi naik gini ya terpaksa saya kurangi sedikit. Kalau harganya anjlok saya penuhi,” katanya sambil menunjuk bawang goreng yang dikemas dengan gelas plastik.

Senada, produsen bawang goreng lain, Jujuk, yang memasarkan di Pasar Karangayu. “Minyaknya mahal dan harus mengantre. Untungnya juga lebih sedikit,” keluhnya. (fgr/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya