28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

BPBD dan P3D Semarang Sosialisasikan Tanggap Bencana Bagi Keluarga Difabel

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Bekerja sama dengan Paguyuban Peduli Penyandang Disabilitas (P3D) memberikan sosialisasi dan pelatihan tentang antisipasi keluarga disabilitas saat terjadi Bencana alam di Ruang Difabel Cerebral Palsy Kantor Kecamatan Semarang Barat Selasa (22/3/2022).

Vita, Founder P3D Cerebral Palsy mengatakan ini merupakan kegiatan pertama kali yang secara khusus membahas tentang antisipasi bencana alam. Hal ini digagas karena menilik kondisi iklim dan cuaca yang tidak menentu. Sehingga perlu adanya edukasi kepada keluarga agar tidak merasa panik ketika terjadi sebuah bencana.

“Karena biasanya kan kalo acara penyuluhan kan ke anak difabelnya , nah kalo sekarang lebih kepada orang tuanya. Supaya nanti bisa tanggap bencana dengan baik setelah adanya edukasi ini,” tuturnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Ruangan dengan luas 15×4 meter itu para orang tua menerima materi yang disampaikan pihak BPBD tentang penanggulangan bencana baik sebelum, ketika dan sesudah terjadi bencana. Selain itu ada materi yang dibalut dengan mini games.

Acara ini sendiri diikuti oleh 15 keluarga yang terbagi atas orang tua dan anaknya. Selain sebagai langkah menjaga prokes juga sebagai antisipasi agar materi yang disampaikan bisa diterima dengan mudah oleh peserta.

“Kalau terlalu crowded takutnya materinya susah masuknya. Kan orang tuanya juga harus sambil menjaga anaknya,” terangnya

Vita menilai kondisi difabel khususnya cerebral palsy ini di usia mereka yang sudah dewasa mayoritas belum bisa mandiri. Saat koran ini tiba, para ibu-ibu sedang diberikan materi melalui kertas bergambar yang berisi pertanyaan tentang cara evakuasi ketika terjebak didalam rumah.

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari mulai hari senin hingga rabu dari pukul 08.00 hingga 13.00. Pada setiap kegiatan dihadiri oleh perwakilan anggota dewan komisi D. Hal tersebut bertujuan agar aspirasi keluarga dan kaum difabel bisa sampai ke pemerintah.

Antusiasme orang tua dan anak-anak difabel cukup bagus. Bahkan setelah pemberian materi oleh narasumber dan setiap orang tua dan anak diberi pekerjaan rumah (PR) terkait materi yang telah disampaikan. Para orang tua saling berdiskusi dan beropini di grup dan saling share hasil pekerjaan mereka dan anaknya.

“Saya pagi-pagi sampai kaget melihat notifikasi grup yang sudah menumpuk hasil diskusi orang tua terkait PR mereka,” katanya

Menurut Bagas, orang tua yang mengikuti sosialisasi dihari kedua. Kegiatan seperti ini dinilai bermanfaat. Ia dapat belajar apa saja yang perlu diperhatikan ketika terjadi bencana dengan memiliki anak difabel. “Bagus ya, Mas. Harapannya kegiatan seperti ini terus berlanjut tidak hanya berhenti sampai sini saja,” tandasnya.

Vita mengatakan, akan ada follow up kegiatan terkait penanggulangan ini. Sebab baginya tidak cukup memberikan edukasi terkait bencana hanya dalam kurun waktu tiga hari. (cr6/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya