RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pemerintah Kecamatan Candisari melakukan bazar bersama 200 UMKM. Dalam kesempatan tersebut juga digelar operasi pasar minyak goreng (migor) dan sembako murah, Selasa (22/3).
Salah satu pengunjung Sri Sumarni mengatakan, harga minyak goreng yang meroket membuatnya harus pintar mengatur keuangan. Bahkan dirinya selalu menghindari masakan yang menggunakan minyak goreng. “Akhir-akhir ini masak bacem terus. Kalau nggoreng telur saya pake daun pisang karena nggak ada minyak,” jelasnya.
Ketika ada operasi minyak goreng seperti ini, ia sangat senang karena migor bisa di dapat dengan harga murah. Bahkan ia rela antre dari pukul 06.00. “Datangnya nanti pukul 09.00, jatahnya cuma 1 liter per orang, takut nggak kebagian,” katanya.
Nyatanya, setelah paket migor datang, warga Candisari RT 2 RW 06 ini harus kecewa. Migor yang ia tunggu selama berjam-jam hanya untuk pelaku UMKM.
Saya kecewa, kata dia, dari tadi nungguin tapi tidak boleh beli. “Nggak ada pemberitahuan kalau migor hanya untuk pelaku UMKM. Padahal saya ninggal kerjaan rumah,” ungkapnya.
Hal itu ditampik oleh Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Nur Kholis. Menurutnya, terdapat 500 liter minyak goreng yang didistribusikan saat Operasi Pasar Minyak Goreng saat bazar UMKM di Kecamatan Candisari. Semua diperuntukkan untuk pelaku UMKM dan masyarakat. “Kami luruskan, 350 untuk pelaku UMKM, dan 150 untuk masyarakat yang sudah terdaftar. Per liternya Rp 18 ribu,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, istri Wali Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi, -atau yang akrab dengan Tia Hendi- mengapresiasi kegiatan bazar UMKM. Dirinya membagikan langsung sembako murah kepada masyarakat.
Sembako ini ada beras lima kilogram, gula pasir satu kilogram, tepung terigu satu kilogram. Selain itu, ada daging kerbau satu kilogram. “Ini merupakan kerja sama Pemkot melalui Dinas Perdagangan dan Bulog,” katanya. (cr4/fgr/ida)