25.1 C
Semarang
Saturday, 21 June 2025

Ratusan Warga Rela Antre Berjam-Jam di Depan Agen Migor

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ratusan warga mengantre di depan toko agen minyak goreng (migor) PT Inti Putra Utama di Jalan Dokter Cipto sejak pukul 06.00, Senin (21/3).

Pembagian dilakukan setiap 50 pembeli yang telah memegang nomor antrean. Namun warga tetap nekat berdiri tanpa nomor antrean, meski belum pasti kebagian minyak.

Saat RADARSEMARANG.COM tiba pukul 11.00, warga masih terus berdatangan. Antrean pun semakin panjang. Mengular di sebelah kanan dan kiri pintu masuk. Sekitar 100 meter jeriken minyak berderet menggantikan antrean pemiliknya.

Tidak hanya warga Semarang Timur saja yang mengantre. Warga Manyaran, Ngaliyan, Banyumanik, bahkan luar kota, Demak, ikut dalam antrean. Menurut pengakuan calon pembeli, mereka sudah kesulitan mencari minyak goreng di pasar. Jika ada, harganya melambung tinggi.

“Lha kalau di toko dua liter hampir 50 ribu, saya jualan gorengan ya nggak jadi dapet apa-apa kalau gitu,” ujar Yuni, calon pembeli saat mengantre.

Yuni bersama tetangganya memegang nomor antrean 22, tapi sejak pagi hingga siang ia belum dilayani. Pasalnya warga juga harus berebut minyak dengan pelanggan agen tersebut yang diutamakan mendapat minyak dalam tong besar.

Keduanya selaku penjual gorengan mengeluhkan kelangkaan tersebut. Mereka rela mengantre membawa kedua anaknya yang masih berseragam TK demi mendapat 10 kilogram minyak untuk berjualan. Di sana warga mendapat minyak goreng dengan harga kisaran Rp 15.000-Rp16.500 per kg.

“Udah minyak langka, kalau ada ya harganya mahal. Mau gimana lagi, yang penting usaha antre dulu,” katanya.

Pemilik PT Inti Putra Utama Hanson mengaku tokonya mulai ramai sejak adanya subsidi tanggal 19 lalu. Namun saat ini agen berjualan dengan harga normal. Selama stok minyak masih ada pihaknya akan terus melayani pembeli.

“Maksimal pembelian 10 kg supaya semua kebagian,” kata Hanson.

Telihat jelas warga yang berhasil keluar toko dengan jeriken penuh minyak sangat sumringah. Keringatnya menunggu antrean berjam-jam terbayarkan. Sedangkan calon pembeli lainnya masih duduk termenung berharap mendapat nomor antrean.

Joko penjual nasi kucing di pelabuhan ikut berbaris meski tak memegang nomor antrean. Begitu pun Dida, penjual sembako asal Ngaliyan itu, menitipkan warungnya kepada anak lantaran harus mengantre untuk mendapat stok minyak goreng.“Saya antre sama suami, biar bisa dapat 20 kilo,” terangnya. (taf/zal)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya