RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Forum Anak Nasional (FAN) Jateng dengan forum anak daerah ikut memberi pendampingan psikososial bagi anak-anak yatim piatu terdampak Covid-19. Fasilitator remaja mendapati, para korban yang masih berusia belia banyak merasa kesepian dan butuh teman bermain atau bercerita.
Ketua FAN Jateng Jason Lee beserta anggotanya sudah mengikuti pendampingan di 12 kabupaten atau kota di Jateng sejak akhir November hingga Desember 2021. Lalu saat ini pendampingan kembali digelar untuk menindaklanjuti kegiatan sebelumnya.
“Di Wonosobo jumlah anak yatim piatu paling banyak, ada sekitar 812 anak,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Dikatakan kunjungan yang dilakukan tak cukup sekali saja. Namun perlu terus dipantau perkembangan kondisi psikis anak-anak terdampak. Pasalnya jumlah yang cukup besar tersebut tak bisa dijangkau dalam waktu kilat. Memerlukan proses bertahab, bahkan tak jarang jemput bola di kelurahan.
Anggota FAN Jateng beserta forum anak di daerah telah mendapat pelatihan profesional pada training of trainer (TOT) untuk mampu menjadi fasilitator remaja dan pendamping sebaya. Mereka terjun langsung melakukan asesmen dan juga mengadakan berbagai kegiatan menyenangkan bersama anak-anak terdampak.
“Butuh biaya hidup itu pasti, tapi yang nggak kalah penting dukungan mental,” imbuh Jason.
Pendekatan untuk anak-anak sangat beragam. Pendampingan pun juga dilakukan dengan membagi 3 kategori anak. kelompok usia 5-7 tahun, kelompok usia 7-10 tahun, dan kelompok 10 tahun ke atas. Sehingga kegiatan lebih efisian dan tepat.
Fasilitas pendampingan merupakan bagian dari program UNICEF dan Puspaga Jateng. Anggota forum anak sengaja dilibatkan secara langsung lantaran dinilai memiliki kedekatan lebih terhadap sesama anak. Meski begitu, para fasilitator remaja tetap dalam bimbingan dan pengawasan selama kegiatan berlangsung.
Jason mengaku iba sekaligus senang dapat menghabiskan waktu bersama anak-anak korban covid-19. Ia menjadi lebih bersyukur dengan hidup yang dijalani dan banyak belajar tangguh. Ia harap semua anak dapat mengakses layanan pendampingan itu dan menceritakan kesulitan yang dialami saat ini.
“Apalagi sekarang kan sekolah online, jadi sebagian mereka nggak ada yang ngajarin ngerjain PR, nggak ada yang ngajak cerita dan main juga,” ucapnya.
Lebih lanjut, untuk kebutuhan materil sudah ditangani oleh dinas sosial sedangkan forum anak didampingi UNICEF dan Puspaga akan terus mengawal anak-anak yang perlu dukungan mental di seluruh pelosok Jateng. (taf/ida)