RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ratusan umat Hindu dengan khidmat mengikuti prosesi upacara Melasti di Pantai Marina Semarang, Jateng, Minggu (27/2). Upacara untuk menyambut tahun Saka 1944 ini dilakukan cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Yakni tahun lalu, pengambilan air dan arak-arakan sesajen dilakukan berurutan, kini prosesi tersebut dilakukan berbarengan. Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang belum usai.
“Prosesi pengambilan tirta amerta dan arak-arakan dilakukan bersama untuk mempersingkat waktu. Selain itu agar tidak banyak timbul kerumunan selama prosesi Melasti ini,” kata Ketua Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Semarang I Nengah Wirta Dharmayana.
Upacara Melasti merupakan rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi yang bertujuan untuk membersihkan semua sifat dan perilaku buruk dengan tirta (air) yang diambil dari samudra atau laut. Selain itu, Melasti juga dimaksudkan meningkatkan kesadaran umat Hindu untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
Prosesi Melasti dimulai sejak pukul 07.00 dengan melarung sesaji di tengah laut. Kdemudian dilanjutkan dengan pengambilan tirta amerta (air dari laut) yang akan digunakan untuk prosesi sembahyang dan penyucian diri.
Setelah itu, arak-arakan sesajen dari pintu masuk pantai hingga ke tempat sembahyang. Prosesi terakhir adalah sembahyang bersama. “Yang paling esensi dari upacara ini adalah sebelum melakukan catur brata penyepian, kami melakukan penyucian diri,” jelasnya
Jumlah umat Hindu yang mengikuti prosesi Melasti juga dibatasi hanya 75 persen dari yang seharusnya. Meski begitu, masih banyak umat Hindu yang datang dari luar Kota Semarang. Ada yang berasal dari Kendal, Salatiga, Purwodadi, Kudus, Jepara, dan kota lain sekitar Semarang. “Kurang lebih ada sekitar 100 sampai 150 umat Hindu yang mengikuti prosesi Melasti ini,” katanya.
Prosesi melasti hingga peribadatan berlangsung khidmat dan tenang. Para umat Hindu duduk bersila memanjatkan doa mengikuti arahan dari romo dan pinandita. Umat Hindu atau peserta melasti juga tetap menggunakan masker serta menjaga jarak ketika mengikuti rangkaian acara yang sedang berlangsung.
Dalam kesempatan tersebut, Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) melibatkan TNI/Polri serta Bankom untuk menjaga ketertiban dan keamanan selama upacara Melasti ini berlangsung. Bankom Kota Semarang dilibatkan sebagai pecalang yang membantu pengamanan ke dalam dan keluar.
Ike, 26, salah satu peserta upacara Melasti asal Kendal mengaku senang dengan prosesi ini. Sebab tahun sebelumnya ia hanya melakukan prosesi sembahyang saja di rumah tanpa adanya Melasti ataupun rangkaian lainnya. “Dua tahun terakhir kan tidak ada. Jadi ketika tahun ini diadakan lagi upacara Melasti, saya sangat excited,” ungkapnya. (cr6/ida)