RADARSEMARANG.COM, Semarang – Banyaknya anggapan masyarakat tentang ikan lele yang tidak higienis membuat pembudidaya ikan lele memutar otak. Salah satunya pembudidaya lele yang ada di Gunung Pati menggunaka maggot atau larva lalat black solidier fly (BSF) untuk pakan lele.
Ari Wibowo, salah satu founder Mosthfish yang berfokus pada pembudidayaan ikan lele menggunakan maggot untuk keperluan pakan ikan. Ia mengungkapkan bahwa budidaya ikan lele terdapat beberapa problem yang terjadi. Mulai dari pakan dan tingkat kematian ikan.
“Jadi biasanya ikan lele yang masyarakat konsumsi belum tentu higienis. Makanya dengan beberapa cara seperti pemberian maggot untuk memubuat kualiatas ikan lele menjadi lebih baik lagi,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa maggot-maggot tersebut didapatkan dari Magolodon, yaitu salah satu budidaya maggot yang ia bentuk juga bersama teman-teman semasa kuliahnya dulu. Berawal mengikuti PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) kemudian bisa ikut membuat suatu usaha pembudidayaan maggot.
“Dulu nya kita tim Mostfish yang cari mereka, namun tidak dapat. Tahu-tahunya mereka yang malah cari kami,” imbuhnya.
Selama merintis usaha tersebut, pemuda kelahiran Jakarta ini terus melakukan segala sesuatu yang bisa mengembangkan usahanya tersebut. Salah satunya melakukan kunjungan di salah satu masyarakat yang memproduksi maggot di TPA Blondo, Bawen.
Ia mengatakan kebetulan orang yang memproduksi maggot tersebut membutuhkan anak-anak muda yang seperti mereka yang konsern tentang maggot. “Akhirnya bapaknya itu kita sekalian rekrut dan terbentuklah Megalodon,” katanya.
Selain itu juga berencana untuk membuat pelet sendiri yang di produksi menggunakan maggot yang dibuat menjadi tepung terlebih dahulu. Kemudian dengan pelet tersebut ia juga akan membandingakan kualitas ikan lele yang di beri makan full maggot yang sudah dikukus dengan olahan maggot yang sudah menjadi pelet dan diberi kandungan omega 3.
“Untuk kandungan omega 3 tersebut, buat ngebooster kandungan omega 3 yang terkandung di daging ikannya, “ katanya.
Namun untuk melakukan semua itu ia membutuhkan bantuan anak-anak perikanan, maka dari itu tim usahanya banyak anak perikanan. Selain itu seringnya berkunjung dan sharing pengalaman ke pembudidaya ikan lele membuat ia dan tim bisa berkembang. “Jadi intinya teori itu penting dan pengalaman dari pembudidaya juga penting, “ ujarnya. (cr5/bas)