RADARSEMARANG.COM, Semarang – Makam Mbah Joyo Sampurno di Jalan Desel RT 1 RW3 Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunungpati, memiliki potensi wisata sejarah. Kini pihak Pemerintah Kelurahan Sadeng mengupayakan perbaikan infrastruktur menuju makam.
Lurah Sadeng Nugrahaning Diyah Respati menjelaskan, makam tersebut memiliki potensi wisata sejarah. Pihaknya berharap ada perbaikan jalan menuju makam. “Karena bisa menjadi wisata religi di Kelurahan Sadeng,” ungkapnya.
Sartono, ketua RW 3 sekaligus juru kunci makaam Mbah Joyo Sampurno mengungkapkan, menurut KH Munif Girikusumo, Mbah Joyo Sampurno merupakan putra dari Demang Sumbing. Atau cucu dari Adipati Pengging. “Mbah Joyo Sampurno merupakan keturunan kelima dari Ki Ageng Pengging atau ayahnya Joko Tingkir,” tuturnya.
Makam tersebut baru diketahui pada tahun 2008, setelah ada utusan dari Reserse Polda dari KH Munif Girikusumo. Pihaknya mencari keberadaan Makam Mbah Joyo Sampurno. “Sampai di sini, tanya-tanya,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM Kamis (17/2).
Makam tersebut berdiri di atas bukit. Dulunya merupakan tempat bersembunyi para pejuang dalam melawan penjajah. “Karena di situ sempat ditemukan granat peninggalan Belanda, dan masih aktif. Tapi sudah diledakkan di Kreo. Karena tempatnya wali ya tidak meledak kalau di situ,” tuturnya.
Sempat ada permasalahan terkait tanah makam. Namun pada tahun 2018, KH Syarifuddin Rohyan memberi saran untuk melakukan perundingan dengan orang yang mempunyai tanah. “Akhirnya dibebaskan seukuran makam. Akhirnya bisa clear dengan sakileran,” jelasnya.
Sartono membuka makam Mbah Joyo Sampurno pada bulan Apit, Rabu Wage 2018. Selain itu, di sekitar makam ada Sendang Kamuliaan. Sampai sekarang masih dilakukan perbaikan-perbaikan. (fgr/ida)