31 C
Semarang
Monday, 12 May 2025

Mengenal Sosok Markus Tugiman, Pembalap Sepeda yang Kini Jadi Tukang Rosok

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pernah menjadi pembalap sepeda mewakili Jateng di tingkat nasional, namun nasib berkata lain. Markus Tugiman, 64, kini menghabiskan masa tuanya dengan menjadi pengepul atau tukang rosok.

Dirinya dalam seleksi mewakili Jateng, lolos menjadi juara umum Popda Jateng. Sehingga berhak mewakili Jateng di kancah nasional. Pada tahun 1979 itu juga, ia memperoleh sepeda dari KONI.

“Saya selalu latihan fisik dan selalu latihan lari. Bahkan, pernah juara lari tingkat kecamatan setiap Agustusan, kalau lagi tidak bersepeda,” jelasnya.

Pada tahun 1985, dirinya berhenti menjadi pembalap sepeda karena pada saat itu sepedanya hilang pada Pra PON di Sulawesi. Ia pun pulang ke Jepara untuk mencari ikan. “Terus saya terkena kusta di tangan ini,” jelasnya sambil melihatkan tangannya.

Sejak saat itu, ia mengumpulkan rongsokan dari sungai. Sehingga ia mencuci rongsokan agar dihargai lebih. “Kalau bersih dihargai Rp 8 ribu per kilogram. Kalau kotor ya Rp 4 ribu per kilogramnya,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM Rabu (16/2).

Setelah satu bulan, dirinya menjual rongsokan di daerah Berok, Kota Semarang. “Paling sebulan dapat uang Rp 800 ribu,” jelasnya.

Diakuinya, ia selalu memilah rongsokan sesuai dengan jenisnya. “Suami saya selalu terbuka, tinggal mengolah saja,” tutur Ngatminah, istri Markus Tugiman.

Padahal saat usianya 15 tahun, ia sudah memperoleh ijazah pertukangan. “Dulunya sih malu untuk menjadi tukang karena masih kecil,” tutur Tugiman

Mereka mempunyai tiga putra. Namun, putra bungsunya yang bernama Triyanto kena PHK. “Saat ini hanya anak pertama saja yang bekerja, saya membantu berjualan makanan ringan. Pak Tugiman sudah tiga hari ini tidak mengepul,” tuturnya. (fgr/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya