RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kelurahan Sendangguwo memiliki potensi wisata religi. Mengingat di wilayah tersebut terdapat beberapa petilasan leluhur, termasuk petilasan Sunan Kalijogo. Rencananya potensi tersebut akan dikembangkan melalui program kampung tematik.
Ketua Pokdarwis Sendangguwo, Fauzan, menjelaskan, ada petilasan Mbah Guwo yang juga merupakan petilasan Sunan Kalijogo. Selain itu, petilasan Mbah Rebon di RW 1, Mbah Sentono di RW 5, Mbah Dukuh, serta Masjid Assajad. “Kami memadukan wisata alam dan religi,” katanya Kamis (10/2).
Tidak hanya petilasan, warga Sendangguwo juga memiliki tradisi dan aktif dalam kesenian. Ke depan akan diadakan pertunjukan pentas seni yang bernama Tari Religi, dan Langgam Religi.
Diceritakan, terdapat goa di bawah petilasan yang berada di Jalan Sendangguwo RT 7 RW 9, sedangkan sendangnya di RW 1. “Guonya itu ada di sini dan ada petilasann di sini,” jelasnya.
Lurah Sendangguwo, Agustinus Kristiyono menjelaskan, kegiatan ini merupakan doa bersama sekaligus mengenang leluhur Sendangguwo. “Semoga dipangestuni sama leluhur yang ada di sini. Kita menghormati para leluhur. Kami akan membangun kampung tematik Religi Mbah Guwo,” jelasnya.
Ia bersyukur, terdapat persatuan dalam membangun kerukunan beragama di Sendangguwo. “Kami saling membantu,” jelasnya.
Camat Tembalang, Kusrin, menjelaskan pihaknya bergerak bersama dengan dinas terkait dalam membangun kampung tematik. “Program kampung tematik ini juga sebagai upaya mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan perekonomian warga,” jelasnya.
Pihaknya juga telah menyiapkan fasilitas seperti kamar mandi, sumur artetis, dan tempat salat di kawasan petilasan. Sarpras tersebut untuk memfasilitasi masyarakat yang melakukan nyadran dan haul. Setiap tiga puluh hari diadakan Khataman Quran. “Kami persilakan masyarakat untuk melakukan kegiatan di petilasan atau punden ini,” jelasnya. Banyak leluhur di Kecamatan Tembalang yang perlu dijaga dan dilestarikan. (fgr/zal)
