RADARSEMARANG.COM, Semarang – Serapan anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tahun lalu mencapai 95,14 persen dari alokasi APBD sebesar Rp 5,3 triliun. Angka ini lebih baik dibandingkan tahun 2020 yang hanya 94,32 persen dari APBD Kota Semarang senilai Rp 4,3 triliun.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan, serapan anggaran tahun lalu merupakan prestasi yang baik karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Apalagi jika melihat ada ledakan angka positif Covid-19 pada Januari dan Juli yang menyebabkan beberapa anggaran harus direfocusing.
“Memang belum mencapai 100 persen. Karena ada proyek yang kontraknya harus diputus. Lalu ada efisiensi dan lainnya. Tapi serapan anggaran tahun lalu sudah cukup baik,” katanya Rabu (9/2).
Hendi begitu ia disapa berharap serapan anggaran dari sisi pembangunan ini bisa dirasakan masyarakat secara luas. Apalagi permintaan masyarakat adalah bagaimana kampungnya bagus, jalan mulus dan pelayanan kelurahan serta bangunan kelurahan juga bagus.
“Persoalannya masyarakat nggak mau tahu jumlah serapan anggaran. Paling penting adalah kampung, jalan, dan kelurahannya bagus,” tegasnya.
Dia menyampaikan, hal terpenting dalam pembangunan adalah taat azas dan bermanfaat. Artinya dapat dirasakan dan bermanfaat bagi masyarakat. Ia pun meminta OPD serius mewujudkan proyek pembangunan. Apalagi sumber dana APBD berasal dari rakyat dan harus dikembalikan lagi ke rakyat.
“Kelurahan Srondol Kulon misalnya, dibangun tiga lantai. Kalau ada anggaran bisa ditambah lift. Lalu membangun sarana olahraga. Selain itu, pembangunan harus menekankan estetika,” pungkasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Iswar Aminuddin menambahkan, jika kegiatan yang dilakukan tahun lalu dibagi menjadi kegiatan fisik, pengadaan barang, dan kegiatan lainnya.
Ia mencontohkan, kegiatan fisik di antaranya rehab TK negeri di 4 lokasi, rehab SD negeri di 21 lokasi, RAN SMP negeri di 17 lokasi, pembangunan puskesmas pembantu Tambakrejo, sport center, Alun-Alun Johar, Mal Pelayanan Publik dan lainnya.
Lalu ada pembangunan jalan irigasi Mangkang Kulon, Jalan Ngadirgo Palir, revitalisasi Kali Semarang, Kolam Retensi Dempel, Jalan Sriwijaya, dan Jalan WR Supratman. Selain itu pengadaan barang, berupa alat kesehatan, road sweeper, buldoser, serta pendukung sarana prasarana Museum Kota Lama. “Kegiatan lain yaitu penanganan pandemi berupa pembuatan tempat karantina, vaksinasi, testing, dan tracing, serta perawatan pasien Covid-19,” tambahnya.
Ia menjelaskan, serapan anggaran yang dicapai Pemkot Semarang memang masih di bawah angka nasional maupun provinsi. Namun angka serapan tahun 2021 lebih tinggi dibanding tahun 2020 yang ada pada angka 94,35 persen. “Mengacu pada peraturan, seluruh OPD berkomitmen akan melanjutkan apa yang telah dicapai dan untuk meningkatkan layanan,” ucapnya. (den/ida)