RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sebanyak 75 rumah di Kelurahan Mangkang Wetan dan Mangunharjo serta satu SDN Mangkang Wetan 1 terendam banjir petang (17/1) kemarin. Banjir ini akibat bocornya tanggul Sungai Beringin.
Wahyu A, salah satu warga yang terdampak banjir terparah di RT 1 RW 5 Kelurahan Mangkang Wetan. Rumah yang ia tinggali bisa dibilang rumah yang paling parah terdampak banjir. Karena titik bocornya tanggul, tepat di belakang rumah. Daerah Mangkang yang tidak diguyur hujan pun, tidak bisa bersiap menyelamatkan harta benda yang ada di dalam rumah.
“Tidak sempat nyelamatin barang-barang, tadi air tiba-tiba masuk sekitar pukul 16.30 petang, langsung tinggi. Semua barang elektronik, kasur, dan barang-barang lain terendam dengan ketinggian selutut orang dewasa,” keluhnya.
Selain itu banjir juga menggenangi wilayah RW 6, dan 7 di Kelurahan yang sama. Aliran air dari Sungai Beringin juga menggenangi jalan utama yang membelah Kelurahan Mangunharjo dan Mangkang Wetan tepatnya di RW 1 Kelurahan Mangunharjo, setinggi lutut.
Camat Tugu Kusnandir mengungkapkan, ada beberapa titik tanggul yang jebol. Karena rembesan air dari parapet yang dipasang BBWS Pemali-Juwana untuk melancarkan program normalisasi Sungai Beringin. Total ada empat titik tanggul jebol dengan panjang mulai 1 meter hingga paling panjang lima meter.
“Tanggul ini di sebelah parapet. Ada empat titik yang jebol. Kami sudah berkoordinasi dengan BBWS dan dinas terkait untuk melakukan perbaikan sementara,” kataya usai melakukan pembersihan material banjir bersama TNI-Polri dan relawan Selasa (18/1).
Dengan hampir rampungnya pembebasan lahan di Sungai Beringin, Kusnandir berharap normalisasi bisa segera rampung sesuai target yakni November mendatang. Dengan demikian, banjir di wilayah Mangkang Wetan, Mangkang Kulon, dan Mangunharjo bisa diminimalisasi.
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bertindak cepat dalam upaya penanganan banjir di dua kelurahan tersebut. Langsung mendirikan dapur umum, membersihkan rumah warga dari sisa-sisa banjir, dan memberikan bantuan logistik kepada para korban.
Bahkan, BPBD Kota Semarang dibantu oleh Dinas Ketahanan Pangan, masih mendirikan dapur umum untuk memenuhi logistik warga. Selain itu, Dinas Sosial juga memberikan bantuan berupa kasur, handuk, pakaian bayi, dan keperluan anak-anak untuk sekolah.
“Kami sudah mendistribusikan bantuan. Banjir kemarin merupakan banjir kiriman dari daerah atas yang hujannya lebat. Padahal di bawah kemarin terang, jadi warga tidak sempat melakukan evakuasi,” tuturnya.
Selain kiriman air dari wilayah atas, kata dia, banjir juga terjadi karena aliran air Sungai Beringin tidak lancar. Contohnya di RW 7 Kelurahan Mangkang Wetan, memiliki jembatan di atas sungai yang rendah.
Rendahnya jembatan, membuat sampah berupa bambu, kayu, kasur, dan lainnya tersangkut sehingga air sungai meluber ke perkampungan. Ke depan, jembatan ini akan dibongkar. Apalagi BBWS sudah membangun jembatan pengganti yang lebih tinggi tak jauh dari jembatan lama. “Sampah menyumbat sungai menyebabkan beban tanggul lebih berat. Akibatnya, ada yang bocor hingga akhirnya jebol dan masuk ke permukiman warga,” katanya. (den/ida)