31 C
Semarang
Saturday, 19 April 2025

Pengoperasian Jalan Sriwijaya Baru Belum Dapat Lampu Hijau dari Pengurus Taman Makam Pahlawan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pembangunan Jalan Sriwijaya Baru Semarang telah selesai. Sayangnya, sampai Selasa (11/1/2022) kemarin, jalan yang digadang-gadang bakal terkoneksi dengan Simpang Lima kedua di kawasan Taman Singosari ini belum difungsikan oleh Pemkot Semarang.

Pengoperasian jalan baru ini tertunda lantaran belum ada izin dari pengurus Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal. Pasalnya, jalan depan TMP selama ini digunakan sebagai akses masuk dan tempat parkir kendaraan peziarah.

Saat ini, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) sudah membuat akses ke Jalan Sriwijaya Baru dengan dibuat jembatan di depan TMP Giri Tunggal. Namun hal itu diperkirakan justru akan menimbulkan krodit.

“Harus ada solusi dari pemkot, bisa berkoordinasi dengan Kodam IV/Diponegoro untuk bisa membuka jalan depan makam. Sehingga bisa dilalui kendaraan dari Jalan Pahlawan ataupun kendaraan dari arah Siranda,” kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, Suharsono, Selasa (11/1/2022).

Jika koordinasi berjalan lancar, pekerjaan rumah lainnya adalah menutup saluran agar bisa digunakan untuk jalan agar lebih luas. Menurut dia, Jalan Sriwijaya ini sengaja dibangun untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di jalan tersebut.

“Penataan di Taman Singosari juga sedang dilakukan, rencananya akan dikepras lagi. Jika sudah difungsikan, dan menjadi pusat keramaian baru tentu akan berdampak pada perkenomian masyarakat,” tuturnya.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Semarang ini juga meminta pemkot untuk segera memikirkan kelanjutan pembangunan Jalan Sriwijaya, terutama ruas yang menuju ke Jalan MT Haryono.

“Titik macetnya sebenarnya di sana, itu harus butuh kajian dan anggaran yang harus siapkan dengan baik. Apalagi di sana ada ruko, kampus, hotel, dan lainnya,” katanya.

Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang Joko Santoso meminta pemkot segera melakukan inovasi agar Jalan Sriwijaya Baru bisa segera dimanfaatkan oleh warga Kota Semarang. Politikus Partai Gerindra ini mengapresiasi langkah Pemkot Semarang yang membuat solusi permasalahan kemacetan di Sriwijaya.

“Harus ada titik temu dulu dengan pengola makam. Apalagi halaman di Makam Pahlawan ini kan jadi tempat parkir peziarah,” jelasnya.

Jika dijadikan jalan umum, tentu pemkot harus memikirkan lahan parkir baru. Cara lainnya, pemkot bisa menggunakan Jalan Kusumawardani sebagai akses masuk ke Jalan Sriwijaya. Namun harus kajian lalu lintas agar titik kemacetan tidak terjadi di jalan ini karena relatif sempit.

“Jika dialihkan ke Jalan Kusumawardani harus ada rekayasa lalu lintas dan ada kajian dari DPU dan Dishub, apakah lalu lintas mengganggu arus jalan lain atau tidak? Jangan sampai ada kemacetan di Kusumawardani,” katanya.

Sementara itu, Kepala DPU Kota Semarang Sih Rianung mengatakan, Jalan Sriwijaya masih akan dilakukan pengembangan pembangunan. Rencananya pada 2022 ini, Bundaran Taman Singosari akan dibuat Simpang Lima kedua. Saat ini, DPU tengah menghitung biaya yang dibutuhkan untuk penyempurnaan kawasan Sriwijaya dengan sistem swakelola.

“Kami upayakan sedikit demi sedikit dengan swakelola. Yang lelang pengadaan barangnya, tenaga dari DPU. Tahun ini, kami menyempurnakan Simpang Lima kedua di Singosari,” ucapnya.

Pantauan koran ini, meskipun belum difungsikan secara resmi, beberapa pengendara sudah melintasi jalan tersebut.  Selain itu, beberapa PKL masih terlihat berjualan di pinggir jalan baru tersebut. Salah satunya adalah Media Muhammad, penjual siomay yang dulu sering berjualan di Taman Singosari yang saat ini diperkecil untuk menjadi jalur baru.

Media mengaku sudah 10 tahun berjualan di Taman Singosari. Namun, menurutnya, ia tak keberatan jika pembangunan jalan mengakibatkan ia dan PKL lainnya  kehilangan tempat untuk berjualan.

Ya bagus sih, biar nggak macet gitu ya kan. Biasanya jam-jam pulang kerja, sih. Memang PKL gitu kan ada yang dirugiin karena sebelumnya itu taman. Tapi, emang semuanya kan ada plus minusnya. Ya kalo buat ini bagus jadi rapi,” tuturnya.

Tutut Susanto, warga yang tinggal di sekitar proyek jalan baru tersebut juga tidak merasa keberatan. Ia berpendapat dengan dibangunnya jalur baru akan mengurangi kemacetan. Sehingga pria 45 tahun itu merasa sepakat bila memang digunakan untuk kepentingan umum.

“Saya menyambut baik adanya pembangunan jalan tersebut. Setahu saya memang belum difungsikan, tapi saya menyambut dengan baik kok. Dengan catatan bisa mengurangi kemacetan dan dibuat memang untuk kepentingan umum. Bukan malah dijadikan tempat parkir kayak di Jalan Pemuda sana” jelasnya (den/mg2/mg6/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya