RADARSEMARANG.COM, Semarang – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mendorong peningkatan suplai listrik di Ibu Kota Jateng. Pasalnya, hal ini menjadi salah satu pertimbangan calon investor yang ingin berinvestasi di ibu kota Jateng.
Hal tersebut disampaikan Hendi –sapaan akrab wali kota- kepada jajaran PLN UP3 Semarang dalam kegiatan Multi Stakeholder Forum PT PLN (Persero) UP3 Semarang di Balai Kota Semarang, kemarin.
“Saat ini kami sedang gencar menjual Kota Semarang. Investor pertama yang ditanyakan adalah perizinan, kemudian infrastukturnya, lalu listriknya bagaimana, tersedia tidak untuk kita?” katanya kemarin.
Apabila PLN bisa support listrik untuk industri, tentu semakin banyak investasi masuk ke Kota Semarang. Tentu semakin banyak pendapatan asli daerah (PAD) masuk. “Ujung-ujungnya dapat mendorong kemajuan Kota Semarang dan warganya semakin sejahtera,” ujar Hendi.
Tak hanya soal pasokan listrik, Hendi juga meminta dukungan partisipasi PLN dalam program pembangunan Kota Semarang. Salah satunya terkait program jaringan kabel bawah tanah (ducting) yang sedang dirintis Pemkot Semarang.
“Kami sedang merintis ducting atau area bawah tanah untuk kabel listrik. Beberapa sudah kami buat. Mudah-mudahan PLN bisa mendukung dengan ikut memasukkan kabel listrik ke dalam. Pasti keren sekali, jika Semarang tidak ada kabel di udara,” pintanya.
Kabel udara, kata dia, selain mengurangi estetika kota, kerap terjadi permasalahan saat dilakukan pemotongan pohon. Bahkan jaringan kabel kerap terganggu. Hendi berharap ada solusi yang bisa dilakukan oleh PLN dalam pemeliharaan jaringannya, sebelum nantinya dapat turut serta dalam program kabel bawah tanah yang sedang dirintisnya.
Selain itu, ia mendorong adanya inisiasi dan inovasi agar kegiatan PLN UP3 Semarang dapat selaras dengan semangat pembangunan yang diusung Pemkot Semarang. Seperti penghijauan yang menjadi salah satu fokus Kota Semarang di bawah kepemimpinannya. “Kami menginginkan Kota Semarang bisa punya pohon yang besar menjulang, sehingga bisa direalisasikan di kota ini,” pungkasnya. (den/ida)
