RADARSEMARANG.COM, Semarang – Gagalnya proyek pembangunan Jembatan Kaca di Kawasan Tinjomoyo pada tahun 2021 mendapat sorotan DPRD Kota Semarang. Para wakil rakyat ini pun meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk melakukan review ulang Detail Engineering Design (DED).
Seperti diketahui, gagalnya proyek prestisius tersebut menelan anggaran sebesar Rp 11 miliar. Namun kontrakor pemenang lelang tidak bisa melakukan pembangunan sesuai target. Ini karena lelang proyek sebelumnya, baru dilakukan di bulan Juli tahun 2021.
“Komisi C DPRD Kota Semarang mendorong proyek jembatan kaca bisa dilanjutkan pada tahun 2022 dan sudah dipastikan dalam anggaran. Namun kami meminta agar perencanaannya dikaji ulang dari segi DED,” kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang Suharsono Kamis (9/12).
Selain itu, dirinya meminta agar lelang proyek tersebut bisa dilakukan di awal tahun sehingga bisa selesai tepat waktu. Terkait anggaran, Suharsono menyebutkan dana yang dianggarkan masih sama dengan tahun sebelumnya yakni Rp 11 miliar.
“Anggarannya masih sama Rp 11 miliar. Ini karena hasil pekerjaannya dari awal, progresnya baru 1-2 persen. Itupun bukan termasuk pekerjaan utama. Harapannya akan dilakukan lelang lagi, tapi DED-nya direview lagi,” jelasnya.
Pemkot Semarang, kata dia, belum mengeluarkan pembayaran dana dari APBD kepada rekanan pemenang lelang. Menurutnya, rekanan ini terkena penalti karena jaminan pelaksanaannya dicairkan Pemkot Semarang. “Karena tidak mampu melaksanakan, sehingga anggaran jembatan kaca utuh dan kembali ke kas daerah atau tidak jadi dikeluarkan,” tuturnya.
Dengan anggaran yang besar, kata dia, seharusnya secara konstruksi pilar yang dibuat untuk menopang jembatan adalah tiang pancang, bukan model sumuran. Hal ini mempertimbangkan debit air yang tinggi di Sungai Tinjomoyo saat masuk musim penghujan.
“Harapannya pakai tiang pancang agar kokoh dan relatif lebih mudah. Kalau konstruksi sumuran, aliran air disana saat musim hujan sangat kencang,” pungkasnya. (den/ida)