RADARSEMARANG.COM, Semarang – Semarang Contemporary Art Gallery bersama ArtSociates Lawangwangi Bandung menggelar dua pameran tunggal perupa kontemporer. Adalah Eddy Susanto dan Mujahidin Nurrahman. Keduanya memamerkan karya di Semarang mulai 27 November 2021 hingga 23 Januari 2022 mendatang.
Suasana berbeda akan dirasakan pengunjung ketika memasuki ruang pameran di gedung Semarang Contemporary Art Gallery. Pasalnya, mata pengunjung akan langsung dimanjakan dengan lukisan kontemporer karya Eddy Susanto asal Yogyakarta ini. Perupa kontemporer itu juga memberi judul pameran tunggalnya dengan nama Renaissance of China (?).
“Uniknya di lukisan karya Eddy Susanto ini, memasukkan penggalan-penggalan Jawa dalam aksara Hanacaraka. Kalau dilihat dari dekat, akan terlihat detil jika lukisan itu tersusun dari aksara Jawa,” ungkap Wisnu Barata, salah satu staf Semarang Contemporary Art Gallery kepada RADARSEMARANG.COM Selasa (30/11).
Lebih lanjut dia jelaskan, dalam pameran ini perupa Eddy Susanto menampilkan karya-karya terbarunya yang dikuratori sendiri atau Self Curated by The Artist. Sedangkan perupa Mujahidin Nurrahman yang berasal dari Bandung dalam pameran tunggalnya ini, dikuratori oleh Alia Swastika.
“Kalau Mujahidin dalam pameran ini, dia itu membicarakan gender, politik identitas, dan seksualitas. Nah, dalam konteks gender, perspektif yang bersifat subjektif justru menjadi kekuatan untuk menampilkan feminisme sebagai kerja yang berbasis pengalaman,” jelasnya.
Sementara itu, Fatia, 21, salah satu pengunjung mengatakan, pameran kontemporer ini dapat membawanya ke suasana Renaissance. Yakni nuansa ke-China-an. Bahkan, ia mengaku kagum dengan salah satu karya Eddy Susanto yang berukuran besar itu. Yakni kisaran 3 m x 9 m.
“Karya yang besar ini yang membuat saya kagum. Apalagi saya bisa berinteraksi dengan karya itu. Karena dedaunan yang ada di depan lukisannya bisa saya injak dan saya sentuh. Bagi saya ini asyik banget,” ungkapnya sambil menunjuk lukisan.
Fatia bersama kedua temannya sangat menikmati pameran lukisan yang disediakan. Mereka juga baru kali pertama melihat pameran lukisan di Semarang Contemporary Art Gallery. “Dari melihat pameran ini, saya jadi tambah ilmu. Karena ada penjelasan terkait lukisan yang dipamerkan juga,” tandasnya. (dev/ida)