31.2 C
Semarang
Wednesday, 8 October 2025

Hendi Kewalahan Hadapi Tunanetra saat Bermain Goalball

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM-Bermain bola ternyata tidak hanya dilakukan oleh manusia yang memiliki penglihatan normal. Penyandang disabilitas tunanetra misalnya, bisa bermain goalball yang tak kalah seru dengan sepak bola biasa. Uniknya, permainan ini juga bisa dimainkan oleh non difabel.

Buktinya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi turut serta memainkan permainan ini bersama penyandang disabilitas di Balai Kota Semarang, dalam rangkaian Festival HAM 2021, Jumat (19/11) kemarin.

Goalball atau bola gawang adalah sebuah permainan tim yang dirancang khusus untuk atlet dengan gangguan penglihatan. Peserta bersaing dalam tim yang terdiri atas tiga orang dan mencoba melempar bola dengan tangan yang memiliki lonceng yang tertanam di dalamnya ke gawang lawan.

“Saya bangga karena dalam Festival HAM kemarin, peserta bisa saling menghormati satu sama lainnya. Contohnya, dalam keikutsertaan peserta Festival HAM 2021 dalam pertandingan goalball,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, kemarin.

Dengan mengenakan penutup mata berwarna hitam, Hendi –sapaan akrab wali kota—mengaku kewalahan ketika memainkan permainan ini. Bahkan untuk bisa memainkan permainan tersebut, perlu dilakukan latihan yang serius. Selain itu juga tersirat dalam sebuah pertandingan untuk saling menghormati dan berempati.

“Tapi juga tetap semangat, dan yang penting sama-sama happy. Kita lihat mereka berkegiatan selama ini tidak seperti kita, tapi mereka tetap semangat,” tambahnya.

Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik menekankan pentingnya rasa empati dalam pertandingan goalball kali ini. Rasa empati, kata dia, adalah salah satu prinsip dalam penegakan HAM di Indonesia.

“Saya kira penting dalam prinsip HAM. Prinsip kesetaraan dan menghormati sesama. Ini menariknya dibungkus dengan kegembiraan,” ucapnya.

Direktur International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Sugeng Bahagijo menambahkan, jika penyandang disabilitas bukan tidak memiliki kemampuan, melainkan punya kemampuan yang beda. Namun harus diberikan kesempatan agar bisa menyumbangkan waktu dan tenaga sebagai aset masyarakat alias berkarya.

“Saya terima kasih kepada Pak Hendi yang bisa memelihara kesadaran dan dukungan agar semua warganya memiliki kesempatan yang setara. Acara ini penting, karena kita semua harus saling mendukung dan melindungi,” katanya.

Ketua Yayasan Sahabat Mata Basuki mengaku senang karena bisa membuktikan HAM dalam aplikasi sehari-hari. Apalagi goalball juga bisa dilakukan orang normal dan bisa untuk terapi pendengaran dan orientasi verbal.

“Ini bukti bahwa HAM betul-betul bisa kami aplikasikan,” ucapnya.

Basuki menjelaskan, jika pertandingan goalball saat ini sudah dilakukan selama tujuh kali berturut-turut dengan taraf nasional. Selain itu, dirinya berharap agar ke depan pemerintah bisa lebih mempedulikan kaum disabilitas.

“Jadi, teman-teman se-Indonesia kumpul di Mijen sekitar 300 orang, dan tidak hanya goalball, tapi ada catur dan pingpong,” tuturnya. (den/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya