RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dua rumah roboh usai diguyur hujan deras di Kelurahan Tegalsari dan Lempongsari mendapat perhatian khusus dari Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Orang nomor satu di Pemkot Semarang ini, Senin (15/11/2021) pagi kemarin, langsung mendatangi lokasi. Hendi –sapaan akrabnya—datang dengan mengendarai sepeda motor. Ia tampil kasul, mengenakan kaos dan celana jins, serta jaket hitam.
Setelah menyusuri jalan sempit, dilanjutkan jalan kaki, Hendi sampai di lokasi. Ia menemui pemilik rumah dan ngobrol santai di dalam rumah yang sebagian atapnya roboh.
Hendi meminta warga Semarang waspada mengingat saat ini sudah memasuki musim penghujan. Menurutnya, topografi Kota Semarang unik, sehingga memiliki potensi bencana, baik pada musim kemarau maupun musim penghujan.
“Tantangan di Semarang kalau musim hujan kita selalu waspada potensi bencana banjir, rob, ataupun longsor. Kalau musim kemarau ya potensinya kekeringan,”katanya.
Usai meninjau kondisi rumah yang roboh, Hendi langsung bergerak dengan memerintahkan jajarannya untuk mempercepat penanganan rumah warga yang rusak.
Perbaikan rumah dilakukan melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang dilakukan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) dalam waktu dekat.
“Tadi sudah kita cek, minggu ini kita bantu melalui program RTLH dari Dinas Perkim,”ujarnya.
Program perbaikan rumah melalui RTLH, lanjut dia, bisa digunakan masyarakat. Ia juga berpesan agar warga melakukan pengecekan plafon dan kayu rumah.
Jika perlu diganti dan sekiranya berasal dari keluarga tidak mampu, warga bisa memakai program RTLH. “Memasuki musim penghujan yang salah satunya rawan mengakibatkan rumah roboh.” katanya.
Kepala Disperkim Kota Semarang Ali menerangkan, bila sepanjang 2021 tak kurang dari 1.600 rumah tidak layak huni di ibu kota Jawa Tengah telah dilakukan rehab, dan akan terus ditambah setiap tahunnya.
“Di tahun 2022 dari Pemerintah Kota Semarang kita menganggarkan 500 unit, sedangkan untuk yang hari ini (kemarin) di Tegalsari dan Lempongsari besok (hari ini,red) kita upayakan sudah tiba materialnya sesuai perintah Pak Wali, sehingga hari Rabu kemungkinan sudah bisa dikerjakan,” terang Ali.
Adapun kedua rumah warga yang ditinjau kemarin adalah milik Sutrisno, warga Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, dan rumah milik Insan Fitriawan, warga Jalan Genuk Krajan, Tegalsari, Kecamatan Candisari.
Sutrisno menjelaskan, atap rumahnya roboh pada Minggu pagi setelah Sabtu malam hingga dini hari diguyur hujan. Sutrisno memperkirakan, atap yang ambrol akibat kayu sudah lapuk. Kejadian robohnya atap rumah tersebut hanya menimbulkan kerugian materiil, dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa. (den/aro)