32 C
Semarang
Sunday, 11 May 2025

Sambut Hari Pahlawan, Puluhan Cyclist Ziarah ke Makam Soegiarin

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang Menyambut Hari Pahlawan 10 November, puluhan anggota komunitas gowes Katahati berziarah ke makam Pahlawan Soegiarin di kawasan TPU Bergota Minggu (7/11/2021). Soegiarin adalah jurnalis yang berjasa menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

“Di sini (komplek makam Soegiarin) kami bersih-bersih makam, lalu tabur bunga, dan melakukan doa bersama untuk Pahlawan Soegiarin,” kata ketua komunitas gowes Katahati Wahyudin kepada RADARSEMARANG.COM.

Sebelumnya, para goweser itu telah menempuh perjalanan sejauh 13 km dari pucanggading menuju Simpang Lima. Kemudian bergabung dengan goweser dari Komunitas Photocycle, yang juga ingin berziarah.

Makam Soegiarin terletak di kawasan Gunung Brintik. Kawasan yang dikenal sebagai kompleks makam kuno, tempat leluhur Kota Semarang dimakamkan. Saat bersih-bersih, mereka dikejutkan dengan kedatangan adik kandung Soegiarin. Yaitu Soegiarno.

Pria sepuh berusia 93 tahun itu, tampak sehat di usia senjanya. Dengan tongkat di tangan kanan, Soegiarno terlihat hapal makam kakaknya itu.

“Kakak saya ini dulu diperintahkan Adam Malik (wapres kedua RI) untuk menyelinap di kantor Domei. Lalu dia menyiarkan proklamasi kemerdekaan dengan mesin morse,” ucap Soegiarin kala sampai di pusara kakaknya.

Dengan bangga Soegoarno menceritakan kisah kakaknya kepada para goweser. Ia pun kembali mengingat masa-masa kakaknya menyelinap dan bersembunyi di kantor Domei. Waktu itu dijaga ketat kempetai (polisi militer Jepang).

“Kita patut berbangga. Karena sekarang kita sudah merdeka. Kakak saya ini asli orang Jawa Tengah dan berhasil menyiarkan kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia,” sambungnya.

Soegiarin adalah pahlawan kelahiran Grobogan-Jawa Tengah pada 13 Juli 1918. Ia merupakan jurnalis Kantor Berita Domei (sekarang menjadi Lembaga Kantor Berita Antara) dengan kemampuan sebagai markonis atau penyiar berita morse.

Alumni sekolah pelayaran di Surabaya itu, meninggal di Jakarta 2 November 1987. Jasadnya dimakamkan di TPU Bergota, Semarang, sesuai dengan wasiatnya.

“Melalui kegiatan ini, anggota kami jadi tahu sejarah perjuangan para pendahulu dan pendiri bangsa ini, termasuk tentang Soegiarin yang tidak semua masyarakat mengenalnya,” ujar Wahyudin, sembari memberi bingkisan kepada Soegiarno.

Soegiarno terharu dan merasa bangga karena generasi muda masih memperhatikan ia dan kakaknya. Ia ingin, generasi penerus bangsa tetap menjaga persatuan.

Ketua Komunitas Photocycle Chandra Adi Nugroho mengatakan, sosok Soegiarin selama ini tak banyak dikenal publik. Namun peran Soegiarin bagi kemerdekaan Indonesia sangat besar. Di buku sejarah, nama Soegiarin tercatat sebagai salah satu pihak yang memiliki peranan penting.

“Semoga makam Sogiarin ini tetap terawat dan ada perhatian dari pemerintah terhadap Soegiarin dan keluarganya,” harapnya. (dev/zal)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya